Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan usulan tersebut tergantung dari pembahasan Rancangan Undang-undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN) 2021 yang akan dilakukan di waktu mendatang.
"Ini adalah angka yang kami usulkan," kata Dwi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, 18 Juni 2020.
Dwi menjabarkan usulan target tersebut terdiri dari lifting minyak sebesar 705 ribu barel per hari (bph), serta lifting gas sebesar 1.007 ribu boepd. Untuk target lifting minyak sama seperti perkiraan tahun ini, sementara lifting gas mengalami peningkatan dari outlook 2020 yang sebesar 992 ribu boepd.
"Kami menetapkan harapan dan target yang harus kami perjuangkan agar 2021 bisa menjadi titik rebound menahan laju penurunan produksi. Dengan begitu bisa menuju (produksi) satu juta barel," tutur Dwi.
Dwi mengungkapkan sejumlah tantangan dalam meraih target produksi maupun program kerja 2021. Di antaranya pengaruh dampak pandemi covid-19 yang menggangu upaya peningkatan produksi migas, hingga rendahnya harga minyak dunia yang memengaruhi besaran dan agresivitas daya investasi migas.
Kendati demikian, SKK Migas telah menyiapkan sejumlah solusi dalam menghadapi tantangan tersebut yakni mengatur kerja, dan mengimplementasikan protokol normal baru di operasi industri migas, serta percepatan kepastian pemberian insentif dan stimulus lainnya.
"Kemampuan serap gas pipa dan LNG dan kepastian investasi di Blok Rokan oleh Pertamina ataupun Chevron Pacific Indonesia," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
