Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Medcom.id/Annisa Ayu.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Medcom.id/Annisa Ayu.

Lobi-lobi Luhut ke Tiongkok Demi Dapat Bunga Pinjaman Lebih Murah

Insi Nantika Jelita • 01 April 2023 11:05
Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan akan melobi Tiongkok soal penyelesaian pinjaman pembengkakan biaya atau cost overrun proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
 
Luhut mengaku akan melobi Tiongkok agar suku bunga atau interest rate pinjaman lebih rendah menjadi dua persen.
 
"Saya nanti akan Beijing, ada pertemuan high level pada 8 April. Kita tinggal finalkan interest-nya. Mereka mau di empat persen, tapi kita mau di dua persen. Sekarang negosiasi tengah jalan," kata Luhut di Stasiun LRT Dukuh Atas, Jakarta, dilansir Mediaindonesia, Sabtu, 1 April 2023.

Biaya proyek KCJB bengkak

Diketahui, total pembengkakan biaya proyek KCJB sebesar USD1,2 miliar atau setara Rp18 triliun (kurs Rp14.984). Indonesia harus menanggung utang sebesar USD550 juta atau sekitar Rp8,2 triliun. Utang ini berasal dari China Development Bank (CDB).

Luhut menegaskan pemerintah Indonesia tidak akan mudah tunduk perihal tawaran bunga pinjaman pembengkakan proyek KCJB dari Tiongkok. Ia mengharapkan ada solusi yang saling menguntungkan atau win-win solution bagi Indonesia dan Tiongkok.
 
Baca juga: Apa yang Bisa Bikin Indonesia Jadi Negara Maju? Ini Kata 'Lord' Luhut

"Kami sudah punya opsi macam-macam. Kami juga tidak pernah tunduk pada siapapun. Kita tunduk pada masalah aturan saja," ucap Luhut.
 
"Saya kira kita semua ingin mencari win-win solution lah. Pada pertemuan high level di Beijing saya akan bawa isu ini," pungkasnya.

Dibangun konsorsium BUMN

Proyek KCJB dibangun konsorsium BUMN yang terdiri dari PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), yang dipimpin PT Kereta Api Indonesia (KAI) bersama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara VIII.
 
PSBI membentuk perusahaan patungan bersama konsorsium perusahaan Tiongkok, Beijing Yawan, dengan nama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Porsi kepemilikan PSBI di KCIC adalah 60 persen, sedangkan perusahaan Tiongkok Beijing Yawan 40 persen.
 
Struktur pembiayaan KCJB adalah 75 persen dibiayai dari pinjaman China Development Bank (CBD) dan 25 persen dibiayai dari ekuitas konsorsium. Dari pinjaman 75 persen CDB itu, 60 persen harus dibayarkan perusahaan BUMN Indonesia dan 40 persen oleh Beijing Yawan.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan