Ilustrasi bendera Bosnia - - Foto: dok AFP
Ilustrasi bendera Bosnia - - Foto: dok AFP

Potensi Dagang Besar, Ini Kerja Sama Investasi RI dengan Bosnia

Eko Nordiansyah • 14 Juni 2022 12:22
Jakarta: Indonesia dan Bosnia sepakat mendorong kerja sama ekonomi yang lebih intensif serta memanfaatkan potensi perdagangan dan investasi kedua negara. Dukungan ini dilakukan antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) kedua negara.
 
Dalam pertemuan antara Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Menteri Luar Negeri Bosnia dan Herzegovina Bisera Turkovic, keduanya sepakat untuk mendorong upaya peningkatan kerja sama ekonomi yang terus dilakukan oleh kedua pemerintah.
 
Airlangga menyampaikan dukungannya untuk meningkatkan kerja sama di sektor industri pertahanan, business-to-business, hingga kerja sama hospitality. Oleh karena itu, ia menyebut, pelaku bisnis antar kedua negara penting untuk saling mengunjungi negara satu sama lain. 

"Indonesia percaya kedekatan historis serta hubungan bilateral yang baik antara kedua negara sejak puluhan tahun yang lalu dapat pula dimanfaatkan sebagai modal dasar bagi setiap langkah strategis dalam rangka eksplorasi lebih lanjut setiap potensi kerja sama antara Indonesia dengan Bosnia dan Herzegovina," katanya, dalam keterangan tertulis, Selasa, 14 Juni 2022.
 
Indonesia dengan Bosnia dan Herzegovina memiliki potensi yang besar dalam aspek perdagangan. Nilai perdagangan antara kedua negara pada 2021 tercatat USD1,85 juta. Saat ini, komoditas unggulan Indonesia yang diekspor ke Bosnia adalah cocoa powder sebesar USD188 ribu, musical instruments USD45 ribu, dan telephones sets USD44 ribu.
 
Sedangkan komoditi impor utama Indonesia dari Bosnia adalah centrifuges sebesar USD 439 ribu, footwear with outers and uppers of rubber USD 226 ribu, dan footwear with uppers other than rubber USD 95 ribu.
 
"Bosnia dan Herzegovina terbuka dan mendukung masuknya komoditi minyak sawit asal Indonesia serta menawarkan Indonesia untuk berinvestasi di sektor produk makanan di Bosnia dan Herzegovina," ujar Turkovic.
 
Sebagai informasi, terdapat pabrik mi instan Indomie di wilayah Serbia saat ini. Untuk itu, Pemerintah Bosnia dan Herzegovina menawarkan agar pabrik yang sama dapat dibuka di wilayah Bosnia dan Herzegovina. 
 
Salah satu tantangan dari upaya penguatan kerja sama bidang ekonomi antara kedua negara adalah hambatan logistik untuk melakukan perdagangan langsung dengan Bosnia dan Herzegovina. Hambatan tersebut disebabkan oleh kondisi geografi Bosnia dan Herzegovina serta ketergantungan pada pelabuhan negara tetangga untuk arus keluar masuk barang.
 
"Kami mengusulkan agar kedua pihak mulai membahas secara intensif terkait pembentukan direct connection dari Jakarta ke Sarajevo, begitu juga sebaliknya," lanjut Turkovic.
 
Lebih lanjut, dalam kesempatan tersebut Airlangga dan Turkovic juga membahas terkait kondisi terkini dari dampak konflik di Ukraina, khususnya untuk Kawasan Balkan Barat. Kedua menteri mendiskusikan terkait energy security dan food security yang saat ini menjadi perhatian banyak negara di dunia. 
 
Turkovic menyampaikan bahwa untuk saat ini negaranya tidak mengimpor banyak gandum dari Ukraina, sehingga bisa dipastikan imbas buruk dari konflik di sektor pangan kecil kemungkinan terjadi.
 
Pada akhir pertemuan, Turkovic juga menginformasikan salah satu fokus dari pihak Bosnia adalah meningkatkan kerja sama di bidang militer/pertahanan dengan Indonesia, khususnya dengan PT Pindad.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan