"Indonesia sebenarnya memiliki potensi besar dalam EBT karena, misalnya, untuk energi solar yang memiliki potensi besar, kita baru menggunakan kurang dari lima persennya,” katanya, seusai International Economic Modelling Forum, dilansir dari Antara, Kamis, 24 November 2022.
Karena itu Indonesia masih memiliki ruang yang luas untuk memanfaatkan sumber EBT, seperti solar dan panas bumi. Saat ini Bappenas juga telah mengembangkan model ekonomi untuk dijadikan dasar kebijakan yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, sembari tetap menahan laju emisi karbon.
"Ini yang sekarang kita coba untuk akomodasi, karena kalau kita tidak meng-update model ekonomi kita, model ini menjadi tidak relevan lagi, tidak menghasilkan prediksi dan proyeksi yang baik,” ucapnya.
Baca: Susul Arab Saudi, Indonesia Bisa Jadi Raja Energi Baru |
Salah satu model ekonomi yang didorong adalah transisi energi yang diharapkan diterapkan oleh industri manufaktur yang saat ini masih menggunakan energi berbasis fosil. Dengan demikian, industri manufaktur tetap bisa melanjutkan aktivitasnya yang menyumbang pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga laju emisi karbon di Indonesia.
"Emisi karbon di sektor manufaktur bisa kita kurangi dengan menggunakan EBT di sektor industri. Industri tetap dapat menyumbang ke perekonomian yang menjadi lebih berkelanjutan,” ucapnya.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis ke depan Indonesia bisa menjadi raja energi hijau sebagaimana Arab Saudi menjadi raja energi berbasis fosil.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News