Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana merinci di kuartal I-2021 atau hingga Maret, alokasi yang disiapkan pemerintah untuk stimulus tersebut sebesar Rp4,57 triliun.
Besaran tersebut terdiri dari Rp3,79 triliun untuk diskon tarif 100 persen bagi pelanggan rumah tangga 450 volt ampere (VA) dan 50 persen bagi pelanggan 900 VA, serta diskon tarif 100 persen bagi pelanggan bisnis dan industri kecil 450 VA dengan total mencapai 32,49 juta pelanggan.
Kemudian Rp844,5 miliar untuk diskon pembebasan biaya beban dan rekening minimum untuk 1,21 juta pelanggan golongan bisnis, sosial, dan industri.
Untuk kuartal II, kendati pemberian stimulus hanya 50 persen dari diskon sebelumnya, namun terdapat penambahan jumlah pelanggan penerima. Untuk pelanggan golongan rumah tangga 450 VA dan 900 VA serta pelanggan bisnis dan industri 450 VA menjadi 32,7 juta pelanggan.
"Karena mekanismenya 50 persen, kebutuhan APBN-nya untuk rumah tangga 450-900 VA dan bisnis serta industri 450 VA di kuartal kedua sebesar Rp1,88 triliun," kata Rida dalam konferensi pers, Jakarta, Selasa, 9 Maret 2021.
Demikian juga untuk pelanggan penerima manfaat pembebasan biaya beban minimum, naik menjadi 1,32 juta pelanggan dengan proyeksi anggaran sebesar Rp421,72 miliar.
"Sehingga secara total anggaran sampai Juni untuk (seluruh) stimulus kurang lebih Rp6,94 triliun dengan jumlah pelanggan hampir 34 juta," jelas Rida.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT PLN (Peserero) Bob Saril mengatakan pemerintah telah membayarkan seluruh tagihan stimulus sepanjang 2020 sebesar Rp13,15 triliun. Stimulus kelistrikan telah dijalankan sejak April 2020.
"2020 yang dilunasi pemerintah sebesar Rp13,15 triliun. Sudah terselesaikan semua per Januari," pungkas Bob.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
