"Ada yang perlu kita bangun yakni kelembagaan untuk produksi dan hilirisasi. Kita tidak boleh lagi petani bertani sendiri-sendiri. Misalnya di sini paling banyak petani punya lahan kopi satu hektare per orang. Tapi ini kalau diolah sendiri kesejahteraannya belum bisa terangkat," ucap Teten saat melakukan Kunjungan ke Koperasi Produsen Tani Kini Dharma Kriya dengan Komoditas Unggulan Kopi Arabika dan Jeruk Siam di Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, Selasa, 2 Mei 2023.
Menurutnya, kelembagaan dan hilirisasi dapat diwujudkan melalui korporatisasi petani lewat koperasi. Dia menegaskan, sudah banyak contoh koperasi di luar negeri yang sukses.
"Kalau sering lihat di YouTube, petani di Amerika dan New Zealand itu ribuan hektare dan membangun corporate farming, jadi efisien. Kita harus berusaha dalam luasan yang ekonomis," katanya.
Mencontoh pembentukan korporatisasi
Lebih lanjut, Menteri Teten mengatakan para petani di Kintamani dapat mencontoh pembentukan korporatisasi yang sudah dilakukan di beberapa tempat. Salah satunya yang dilakukan di Lampung, dengan menerapkan pengembangan kebun pisang di lahan 400 hektare dan melibatkan 600 orang yang tergabung dalam koperasi.
Petani di Lampung, disebutnya, bergabung dan berkonsolidasi untuk membangun koperasi. Lalu, menanam pisang jenis mas kirana Lumajang untuk diekspor ke Singapura dan Jepang.
"Padahal untuk masuk pasar global, pisang butuh 21 sertifikasi dan ada tiga yang harus di review khusus. Ini susah kalau sendiri-sendiri. Jadi harus diperkuat kelembagaannya melalui koperasi agar memenuhi standar," tuturnya.
Baca juga: Jangan Sampai Ketipu! Kenali Ciri-ciri Koperasi Simpan Pinjam yang Aman |
Potensi kopi dan jeruk
Di tempat yang sama, Bupati Bangli Sang Nyoman Sedhana Artha menjelaskan, Kintamani memiliki potensi komoditas kopi dan jeruk yang sudah dikenal, baik di kancah nasional maupun internasional. Terutama untuk kopi arabika.
"Secara statistik lahan kopi 5.900 hektare, produksi 2.000 ton per tahun. Jeruk 3.500 hektare produksi 3.000 ton lebih. Ini menjadi kekuatan ekonomi Bangli dan dapat memberikan kesejahteraan pada masyarakat," tutur Nyoman.
Dia berharap, Menteri Teten dapat mendukung terbentuknya korporatisasi petani di Bangli. Hal tersebut dimaksudkan agar komoditas unggulan mereka dapat menyejahterakan petani.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News