Melihat hal ini, pemerintah pun pelan-pelan memberikan edukasi terhadap penggunaan kendaraan listrik. Hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan salah satu program Net Zero Emmision (NZE) pada 2060.
Namun demikian, jika dilihat secara nilai investasi, menggunakan kendaraan listrik jauh lebih menguntungkan ketimbang kendaraan BBM. Memang, jika dibandingkan, investasi awal untuk kendaraan listrik ini cukup tinggi.
"Sebenarnya kalau dibilang mahal, kita harus lihat konsepnya. Sebuah kepemilikan kendaraan bukan cuma biaya awal, investasi awal, tapi biaya total keseluruhan over lifetime," ujar Head of Product PT Energi Kreasi Bersama (Electrum) Andy Pratomo kepada Medcom.id, Kamis, 11 Mei 2023.
| Baca juga: Indonesia Bisa Kok Nguasain Dunia, tapi.. |
Berangkat dari situ, menurut Andy hal ini memungkinkan adanya konsep baru di masyarakat Indonesia seolah-olah biaya awal kendaraan listrik sedikit lebih tinggi.
"Tapi itu akan dapat keuntungannya dari biaya pengisian atau biaya energi yang lebih rendah. Ini jadi investasi jangka panjang. Tapi kita ngelihat secara TCO (total cost of ownership) itu selalu biasanya antara 3-5 tahun," jelasnya.
Sekadar informasi, Indonesia berkomitmen dalam mempercepat transisi energi guna mencapai target net zero emission pada 2060. Target tersebut sangat mungkin dicapai mengingat potensi energi baru terbarukan (EBT) yang dimiliki Indonesia cukup besar yaitu mencapai 437 gigawatt (GW). Pemerintah melalui PT PLN (Persero) siap mengembangkan potensi energi bersih tersebut.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
