Gedung PLN. Foto: Dokumen PLN.
Gedung PLN. Foto: Dokumen PLN.

Demi Transformasi Pembangkit, Holding dan Subholding PLN Resmi Dibentuk

Insi Nantika Jelita • 21 September 2022 15:51
Jakarta: Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) resmi membentuk holding dan subholding dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN. Langkah tersebut dilakukan guna transformasi dan efisiensi pada pembangkit listrik milik negara.
 
Subholding di bawah holding utama PT PLN (Persero) yang dibentuk, yakni PLN Indonesia Power dan PLN Nusantara Power. Dalam dua subholding ini membawahi dua entitas, yaitu Renewable Energy (RNE) dan Geothermal.
 
"Dengan adanya holding subholding, aset pembangkitan kami konsolidasikan dalam subholding GENCO. Di sini ada proses bisnis pengelolaan pembangkit yang kami sederhanakan," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, Rabu, 21 September 2022.

Selain itu, pengelolaan energi primer akan dikonsolidasikan PLN dalam subholding Energi Primer Indonesia. Pengadaan batu bara yang berserak di lima titik akan diintegrasi ke satu titik. Perusahaan setrum negara itu nantinya juga membuat unit bisnis di luar transmisi listrik yang bernama Beyond Kwh.
 
"Kami juga membangun lini bisnis baru, Beyond kWh. Ini kami konsolidasikan ICON+. Aset kelistrikan yang tadinya hanya kelistrikan, kami optimalkan jadi Beyond kWh. Layanan internet, PLN Marketplace, EV Charging, baterai charging. Super apps kami, adalah ujung tombaknya," jelasnya.
 
Baca juga: Erick Thohir: BUMN Tak Pernah Berencana Menghapus Daya 450 VA

 
Dalam kesempatan yang sama, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut PLN sebagai jantung Indonesia dalam memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Dengan tuntutan perubahan kebutuhan yang lebih ecolife dan industrialisasi, PLN diminta melakukan transformasi bisnis.
 
"PLN harus bisa mengantisipasi namanya industrialisasi dan ecolife yang terjadi di Indonesia dengan penduduk yang sangat besar. Konteks transformasi tidak hanya konteks bisnis PLN tetapi ini transformasi untuk kesejahteraan rakyat," ucapnya.
 
Selain itu, tuntutan untuk beralih ke energi hijau, juga menjadi alasan adanya pembentukan holding dan subholding ini. Yang mana pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara akan dipensiunkan, harus siap bertransisi ke energi terbarukan.
 
"Sebagai jantung pasti dengan termakannya umur (pembangkit) pasti berkurang, ada sumbatan-sumbatan. Nah inilah kenapa penyehatan PLN penting. Perubahan GENCO yang jadi fosil menjadi energi terbarukan juga perlu," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan