"Pada 2018 produksi bus sebesar 3.460 unit, pada 2019 kita menghasilkan 3.275 unit, dan saat pandemi covid-19 pada 2020 kita masih mampu memproduksi 2.075 unit bus," papar Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin Taufiek Bawazier dalam acara Busworld Southeast Asia, Selasa, 2 Februari 2021.
Menurutnya salah satu penopang industri bus bertahan yakni kebutuhan bus di dalam negeri yang cukup tinggi. Apalagi pemerintah juga terus meningkatkan sistem transportasi umum di sejumlah provinsi.
"Termasuk juga program peremajaan alat transportasi yang telah berusia 25 tahun, ini menjadi potensi," terangnya.
Taufiek menambahkan pada masa pandemi prosentase kendaraan niaga cenderung meningkat dibandingkan dengan kendaraan penumpang. Ia pun optimistis industri otomotif dalam negeri baik industri perakitan maupun industri karoseri.
"Yang menarik jika kita lihat data total kendaraan penumpang dan niaga, sebelum pandemi persentase kendaraan niaga hanya 17 persen, dan di era covid-19 presentasi kendaraan niaga meningkat menjadi 20 persen," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
