"Tiongkok defisit USD2,94 miliar dengan catatan defisit kuartal I tahun ini lebih kecil dibandingkan defisit Januari- Maret 2019 sebesar USD5,18 miliar," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto dalam video siaran virtual di Jakarta, Rabu, 15 April 2020.
Pada Maret 2020, defisit perdagangan dengan Tiongkok tercatat sebesar USD1 miliar, atau meningkat dari defisit bulan sebelumnya USD108 juta. Meski begitu, pada Januari tahun ini defisit perdagangan dengan Negeri Tirai Bambu tersebut tercatat USD1,82 miliar.
BPS mencatat impor dari Tiongkok pada Maret 2020 mencapai USD2,98 miliar. Bahkan Tiongkok menjadi pangsa impor nonmigas terbesar Indonesia yakni 26,34 persen atau USD8,91 miliar selama Januari sampai dengan Maret tahun ini.
"Peningkatan terbesar berasal dari Tiongkok. Recovery di sana cepat ya, sehingga impor dari Tiongkok Maret 2020 meningkat USD1 miliar," jelas dia.
Selain dengan Tiongkok, Indonesia juga mengalami defisit dengan negara lainnya seperti Australia dan Thailand. Defisit dengan Australia tercatat USD562 juta pada kuartal I-2020 ini, sedangkan dengan Thailand defisit USD892 juta.
Meski begitu, Indonesia juga tetap mencatat surplus perdagangan selama Januari-Maret 2020 ini dengan Amerika Serikat (AS), India, dan Belanda. Neraca perdagangan dengan AS surplus USD3 miliar atau naik dari periode sama tahun lalu USD2,21 miliar.
"India juga masih surplus USD1,99 miliar, masih lebih tinggi dibandingkan kuartal I-2019. Sementara surplus dengan Belanda masih USD535 juta, sedikit menurun dibandingkan surplus kuartal I-2019," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
