Strategi itu dilakukan untuk memenuhi meningkatnya permintaan pasar akan paket perjalanan yang menggabungkan dimensi ibadah dengan eksplorasi situs-situs bersejarah Islam dan budaya internasional.
Direktur Utama Adhiya Travel M. Kemal Nugraha mengatakan, pihaknya berupaya memenuhi tingginya permintaan lawatan ke sejumlah negara yang memiliki situs bersejarah Islam, seperti Dubai, Turki, dan Mesir.
"Diversifikasi ini adalah bagian dari upaya memperluas segmen pasar. Kami menyadari tren kebutuhan jamaah yang mencari nilai tambah dalam perjalanan ibadah mereka," kata Kemal.
Kemal menyebut program umrah dirancang untuk memberikan pengalaman ibadah disinergikan dengan kunjungan ke negara-negara yang memiliki keterkaitan kuat dengan peradaban Islam.
Kemal memastikan, destinasi tambahan ke tiga negara itu mencakup situs-situs penting seperti Hagia Sophia di Turki, landmark modern seperti Museum of the Future di Dubai, dan jejak sejarah Mesir, termasuk situs Firaun.
"Aspek operasional dan keamanan memang menjadi sorotan. Harus menerapkan sistem administrasi yang terpusat dan pelaporan real-time. Bimbingan manasik juga diselenggarakan secara berkala sebelum keberangkatan. Itu yang kami lakukan," ujarnya.
Dia menyadari, strateginya itu bersaing langsung dengan biro perjalanan lain yang telah lama menawarkan skema perjalanan ibadah serupa.
Diversifikasi produk ini dipandang sebagai langkah strategis untuk memperkuat pasar perjalanan religi dengan penekanan pada standar pelayanan internasional dan nilai edukasi bagi jamaah.
"Poinnya di fasilitas premium, menjamin keamanan, kenyamanan dan pengalaman internasional. Hotel bintang 4 hingga 5. Penerbangan menggunakan maskapai internasional terkemuka," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
