Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, saat ini serapan beras Bulog mencapai 480 ribu ton. Dengan stok saat ini sebanyak 1,28 juta ton, ia memprediksi hingga akhir Mei stok beras yang dimiliki oleh Bulog bisa mencapai 1,5 juta ton.
"Artinya karena kewajiban Bulog itu satu juta sampai 1,5 juta ton stoknya, berarti harusnya kita selesai tugas Bulog. Jadi bisa saya pastikan bahwa untuk CBP kita tidak perlu impor," kata dia dalam video conference di Jakarta, Senin, 26 April 2021.
Buwas beralasan, Bulog akan kembali menyerap beras petani saat panen gadu di September mendatang. Untuk itu, ia berharap pemerintah bisa menjamin penyaluran beras Bulog di hilir sehingga stok berasnya tidak hanya menumpang di gudang Bulog saja.
"Kalau ada hilirnya, maka keuntungan buat petani, kita bisa menyerap sebanyak mungkin. Kalau untuk CBP tidak perlu impor. September ada panen gadu, sehingga stok CBP bisa mencapai dua juta bahkan lebih sampai akhir tahun, kalau enggak ada hilirnya," ungkap dia.
Ia menambahkan, saat ini Bulog sedang membangun sarana dan prasarana agar bisa memproduksi beras sendiri. Artinya Bulog hanya akan menyerap gabah dari para petani lokal, kemudian digiling dikeringkan dan disimpan sendiri pada gudang khusus.
"Mesin yang kita bangun adalah mesin modern, sehingga mengeluarkan beras premium tapi cost-nya sama mau medium premium. Maka ke depan kita akan menjual beras premium dengan harga medium. Kalau kita bisa seluruh Indonesia maka saya yakin next Indonesia bisa swasembada pangan, tidak perlu lagi kita impor pangan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
