“Quality spending itu penting. Buat saya, yang paling penting dilakukan memproteksi kelompok rentan dalam bentuk pemberian BLT (Bantuan Langsung Tunai) dan PKH (Program Keluarga Harapan),” katanya dalam Mandiri Sekuritas Market Outlook di Plaza Mandiri, dilansir Antara, Rabu, 12 Oktober 2022.
Ia mengatakan pemerintah mesti membedakan program yang harus dilakukan dan program yang sekadar ingin dilakukan.
Baca juga: Sekalipun Ekonomi Gelap di 2023, Harapan Buat Indonesia Masih Ada |
Pasalnya, harga komoditas berpotensi menurun pada 2023 sehingga penerimaan negara diprediksi juga akan ikut menurun. Padahal pada saat yang sama, pemerintah juga menargetkan defisit APBN kembali ke bawah tiga persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Ke depan, menurutnya, pemerintah juga perlu menerapkan policy mix dengan suku bunga acuan Bank Indonesia 7 Days Reverse Repo Rate tidak bisa dinaikkan terlalu tinggi dan pengetatan pengeluaran negara perlu dilakukan secara berhati-hati.
“Jadi harus diterapkan policy mix, termasuk penerapan kebijakan makroprudensial. Beberapa pengaturan untuk menjamin apa yang terjadi di pasar valuta asing perlu dilakukan, bukan untuk tagging the level tapi smoothing the volatility,” ujarnya
Ia memprediksi perekonomian Indonesia hanya akan mengalami pelemahan sebagai dampak dari resesi global karena ketergantungan yang rendah terhadap rantai pasok global sebagaimana tampak dari ekspor yang hanya menyumbang 24,68 persen dari PDB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News