"Saya justru memberikan ruang dan peluang bagi mereka ini bukan hanya menjadi hits atau tren saat liburan sekolah. Tetapi kaya di Jepang ada Harajuku di New York ada Fourty Second Street dan ini mereka bisa menjadi trend setter untuk fashion Indonesia," kata Sandiaga dikutip dari Antara, Senin, 18 Juli 2022.
Menurut Sandiaga, anak-anak di 'Citayam Fashion Week' dapat menjadi influencer atau berkolaborasi dengan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sandiaga tidak hanya menawarkan beasiswa, namun mendorong anak-anak tersebut menciptakan konten berkualitas.
Baca: Menparekraf Tunjukkan Keterbatasan Tidak Membatasi Kreativitas |
"Kemenparekraf akan menyiapkan platform selain beasiswa yang kita tawarkan kepada mereka untuk menciptakan konten-konten berkualitas tapi kita juga ingin naik kelas. Kami ingin suatu saat mereka bisa mendunia, go international," kata Sandiaga.
Dia mengapresiasi ide-ide milenial Citayam hingga inisiasi 'Citayam Fashion Week'. Menurut dia, hal ini berdampak positif pada UMKM di sekitar Dukuh Atas.
"Anak-anak muda yang datang dengan beberapa ide-ide kreatif mereka menggerakkan UMKM di sekitar Dukuh Atas itu jadi tumbuh. Penjualan-penjualan UMKM di sekitar Dukuh Atas meningkat," kata Sandiaga.
Trotoar Dukuh Atas ini jadi perbincangan karena ramainya para remaja yang nongkrong seakan-akan menguasai area tersebut. Eksistensi bocah asal Citayam hingga Bojonggede memadati kawasan Sudirman itu pun viral lewat konten-konten di Instagram dan TikTok.
Mereka punya gaya berpakaian khas hingga muncul sebutan 'Citayam Fashion Week'. Mereka nongkrong di sekitar Stasiun Sudirman hingga di Taman Dukuh Atas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
