Presiden IPA Gary Selbie mengatakan banyak pemain hulu migas yang menghadapi tantangan seperti berkurangnya permintaan energi, persaingan global yang semakin ketat untuk mendapatkan pendanaan, terutama sejalan dengan meningkatnya tekanan untuk beralih ke sumber energi baru terbarukan untuk mengurangi emisi karbon dan dampak pada lingkungan. Meski demikian, menurut Gary, industri migas masih memainkan peran utama.
"IPA percaya bahwa Indonesia tetap menarik dalam hal prospek eksplorasi dan cadangan minyak dan gas yang ditemukan," kata Gary dalam IPA Convex yang digelar secara virtual, Rabu, 1 September 2021.
Ia mengatakan Indonesia masih memiliki banyak cekungan migas yang belum dieksplorasi. Dari 128 cekungan migas, baru 54 yang dieksplorasi dan 20 di antaranya telah berproduksi. Namun masih ada 68 cekungan yang belum tersentuh.
Untuk menggarap potensi tersebut, perlu adanya kerja sama seluruh pihak. Ia bilang, IPA berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama dengan pemerintah untuk memberikan masukan dan saran demi memastikan perbaikan iklim investasi di sektor tersebut.
Apalagi pemerintah telah menargetkan untuk meningkatkan produksi minyak menjadi satu juta barel per hari (bph) dan 12 miliar standar kaki kubik per hari (bcfd) di 2030. Ia bilang untuk mencapai target tersebut diperlukan adanya insentif untuk dapat menggairahkan investor misalnya dalam bentuk pembebasan pajak penghasilan (PPh) atas laba setelah pajak (branch profit tax/BPT).
Lebih lanjut, Presiden Direktur Premier Oil Natuna Sea BV ini menambahkan melalui IPA Convex 2021 diharapkan bisa menciptakan peluang yang tepat bagi semua pemangku kepentingan di sektor hulu migas yang pada akhirnya bisa merangsang investasi lebih lanjut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
