Direktur Keuangan PLN Sinthya Roesly mengatakan pinjaman tersebut merupakan green loan pertama yang diperoleh BUMN. Pinjaman ini nantinya akan digunakan khusus untuk pendanaan jangka panjang Energi Baru Terbarukan (EBT) dan infrastruktur kelistrikan yang ramah lingkungan.
Melalui program perdana bertajuk Non-Honouring of Financial Obligation by State-Owned Enterprise (NHFO-SOE), MIGA akan menjamin 95 persen pembiayaan selama lima tahun ke depan.
"Dalam periode likuiditas dan pasar pinjaman yang serba sulit, PLN berhasil mengupayakan tercapainya efisiensi biaya dalam keuangan dengan menerapkan struktur yang dirancang untuk menarik kreditur internasional," kata Sinthya melalui keterangan tertulis, Senin, 28 Desember 2020.
Sinthya menambahkan meskipun transaksi tersebut merupakan transaksi pertama PLN untuk green loan dan MIGA Guaranteed dengan skema yang cukup kompleks, dukungan pendanaan itu diperoleh PLN dalam waktu yang cukup singkat yakni hanya kurang lebih lima bulan.
Menurutnya, penetapan harga telah dinegosiasikan dengan kreditur sejak awal Juli, setelah proses tender yang menyeluruh dengan harga kompetitif di masa pandemi.
"Langkah ini juga merupakan tindak lanjut PLN dalam mewujudkan kerangka keuangan yang berkelanjutan (Sustainable Financing Framework) yang telah di launching secara resmi pada 2 November 2020 lalu dan merupakan agenda nyata dari transformasi PLN (Lean, Green, Innovative & Customer Focused)," jelas Sinthya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News