Ilustrasi. (Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas)
Ilustrasi. (Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas)

Guru Besar IPB Apresiasi Upaya Kementan Tingkatkan Produksi Padi

Gervin Nathaniel Purba • 05 Maret 2021 19:33
Jakarta: Kementerian Pertanian (Kementan) dinilai berhasil membangun kolaborasi dan sinergitas apik dengan para petani dalam menjaga produksi padi. 
 
Kementan mampu melakukan upaya mitigasi dan pengendalian cuaca ekstrem, sehingga produksi padi pada setiap musim tanam selalu menunjukan hasil positif
 
"Era pandemi yang belum pasti kapan berakhir ini, berbagai risiko memang harus diantisipasi. Nah, kebijakan Kementan dan kesadaran para petani adalah bekal penting untuk menjaga kondisi musim tanam di tahun 2021. Secara keseluruhan saya menilai produksi padi kita mengalami peningkatan yang cukup baik," kata Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ir Hermanto Siregar, dikutip keterangan tertulis, Jumat, 5 Maret 2021.

Menurut Hermanto, kebijakan Kementan dalam menjaga produksi padi sudah sangat tepat. Terutama dalam pengadaan benih unggul, penggunaan alat mesin pertanian (alsintan), hingga menyiapkan asuransi usaha tani padi (AUTP) sebagai jaminan dan perhatian terhadap nasib dan kesejahteraan para petani.
 
"Kondisi pandemi sejak tahun lalu sudah terbukti disikapi dengan baik oleh Kementan, yaitu dengan kebijakan yang mendorong petani meningkatkan produksi. Dari pihak petani juga ada kesadaran akan pentingnya menjaga ketahanan pangan. Terutama di level rumah tangganya sendiri," kata Hermanto.
 
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis adanya potensi peningkatan produksi padi pada 2021 sebesar 4,86 juta hektare (ha), atau naik sebesar 26,56 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan terjadi karena panen raya awal tahun. Terutama di sejumlah daerah terus menunjukan tren positif.
 
Berdasarkan catatan BPS, pergerakan produksi beras pada 2020 mencapai 54,65 juta ton. Angka ini masih lebih tinggi ketimbang angka pada 2019 yang hanya mencapai 54,60 juta ton. 
 
Adapun total luasan panen pada 2020 mencapai 10,66 juta ha dengan total produksi padi mencapai 54,65 juta ton gabah kering giling (GKG).
 
Sementara sentra terbesar produksi padi pada tahun ini masih meliputi Jawa Timur, Sulawesi, dan Jawa Barat.
 
Terkait hal ini, Hermanto menilai semua prakiraan PBS itu sangat masuk akal, mengingat areal tanam di musim ini mapun di musim sebelumnya dialiri curah hujan yang cukup, sehingga proses produktivitas tanaman berjalan secara baik.
 
"Prakiraan BPS itu sangat wajar karena triwulan I-2021 panen padi akan cukup signifikan. Hal ini karena dua bulan terakhir pada 2020, berbagai areal padi kita mendapat curah hujan yang cukup memadai. Namun demikian, puncak panen padi akan terjadi pada triwulan II-2021," katanya
 
Meski demikian, menurut Hermanto, ada tiga masukan penting yang harus dilakukan pemerintah agar prakiraan kenaikan produksi dapat diwujudkan. Pertama, pemerintah perlu memastikan ketersediaan pupuk di level petani. Kedua, lahan usahatani non-sawah harus ditanami dengan padi ladang atau jenis lain yang sesuai, sehingga usahatani padi non-sawah mampu dikerjakan secara optimal.
 
"Ketiga, penyuluhan atau pemberdayaan petani harus dilaksanakan lebih efektif untuk mendorong Kostratani bekerka secara riil dan dapat meningkatkan ketahanan pangan serta kesejahteraan petani," tutupnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan