"Kementerian Pertanian mampu secara teknologi, jadi tinggal edukasi ke para petani yang menanam seperti sawit, karet," ujar Sudaryono di Kantor Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Medan, dikutip Senin, 12 Agustus 2024.
Sudaryono berharap para petani perkebunan mendapatkan informasi dan akses yang sesuai dalam mencari bibit yang baik dan memuaskan dalam produktivitas.
Pasalnya, banyak petani perkebunan yang ditemui menggunakan bibit palsu. "Ini sangat disayangkan, misalkan para petani sawit yang mendapatkan bibit tersebut, bisa merugi sampai 30 tahun lamanya," tukas dia.
Terkait hal tersebut, Sudaryono memastikan penjualan bibit palsu yang dilakukan secara daring sudah dibasmi, dan dilaporkan ke kepolisian untuk dilakukan proses hukum. Sebab, hal itu merupakan tindakan kejahatan.
"Oleh karena itu, kami mengimbau ke para petani, baik sawit, komoditas lainnya, agar membeli bibit yang telah bersertifikat karena menentukan hasil yang ditanam," kata Sudaryono.
| Baca juga: Ciptakan Swasembada Pangan, Amran: Tidak Bakal Lebih dari 3 Tahun! |
Beli benih bersertifikat
Kepala BBPPTP Medan Baginda Siagian menambahkan pihaknya memiliki laboratorium integrasi, uji mutu, kultur jaringan, dan Deuxyribo Nucleic Acid (DNA). Terkait DNA, masih fokus pada tanaman terutama pada sawit.
Baginda melanjutkan, fokus tersebut untuk mencari bibit sawit yang unggul agar mendapatkan hasil produktivitas petani dengan peningkatan mencapai 40 persen.
"Kami mengimbau ke para petani agar membeli benih yang bersertifikat untuk produktivitas yang baik," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
