Capaiannya hanya sebesar 56 persen dari target yang sebesar 57 persen. Porsi tersebut sekitar USD1,68 miliar dari total nilai pengadaan barang dan jasa sepanjang tahun lalu yang mencapai USD3 miliar.
Kepala Divisi Pengadaan Barang dan Jasa SKK Migas Erwin Suryadi mengatakan capaian target tersebut dipengaruhi oleh pandemi yang membuat proses pengadaan barang dan jasa terganggu.
"Tidak sesuai target karena itu awal dari covid-19 terjadi, agak kesulitan," kata Erwin dalam webinar Membedah Peluang Bisnis 70 Triliun Di Sektor Hulu Migas, Rabu, 10 Maret 2021.
Adapun tahun ini, target penyerapan TKDN masih sama seperti tahun lalu yakni sebesar 57 persen dari pengadaan. Menurut dirinya, untuk mendorong penyerapan TKDN, diperlukan pula penguatan dari sisi industri nasional dalam memproduksi kualitas, spesifikasi, serta harga produk. Ia bilang tidak lain agar produk dalam negeri yang dihasilkan bisa bersaing dengan produk impor
"Kalau mau gampang, itu mudah sekali untuk beli saja barang dari luar negeri, karena barang lebih murah, tapi kan enggak. Karena kita punya niat untuk bangun ini semua," tutur Erwin.
Sebagai informasi, SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) telah menyelesaikan daftar pengadaan barang dan jasa 2021 yang memuat 1.481 paket tender senilai USD6,1 miliar.
Dari keseluruhan KKKS, pengadaan terbesar akan dilakukan oleh Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dengan nilai barang dan jasa yang ditenderkan mencapai USD1,484 miliar, kemudian Pertamina EP sebesar USD1,458 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
