Kelima perusahaan tersebut adalah PT Hitachi Sakti Energy Indonesia, Electricite de France SA (EDF), GE Vernova, The Danish Energy Agency dan China Southern Power Grid International (HK) Co., Ltd.
Melalui kolaborasi dengan kelima perusahaan ini, PLN akan memperoleh dukungan dalam menjalankan transisi energi untuk mencapai net zero emissions di 2060.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, dalam rangka menghadapi krisis perubahan iklim, komunitas energi global mesti bersatu. Sehingga, tantangan transisi energi yang muncul di berbagai bidang mulai dari inovasi teknologi, investasi dan kebijakan bisa segera diatasi.
"Dengan kolaborasi ini, kita tidak hanya akan mampu memetakan setiap tantangan yang ada, tetapi juga mampu mengatasi setiap tantangan tersebut. Sehingga, misi besar transisi energi bisa terwujud," ungkap Darmawan dalam Enlit Asia 2023 dengan tema"Strengthening ASEAN Readiness in Energy Transition” di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang Selatan dikutip Kamis, 30 November 2023.
Baca juga: Wujudkan Pemerataan Energi, PLN Jor-joran Bangun Infrastruktur Kelistrikan |
Darmawan merinci beberapa kerja sama yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan itu, seperti MoU PLN dengan HK dalam menjajaki peluang kemitraan jangka panjang untuk pengembangan High Voltage Direct Current (HVDC), pumped storage, interkoneksi antarpulau, hingga smart grid.
Sedangkan MoU PLN dengan PT Hitachi Sakti Energy Indonesia, EDF, GE Vernova, dan The Danish Energy Agency akan melingkupi joint study melalui pertukaran informasi dalam berbagai hal untuk mendukung transisi energi di Indonesia.
Menurutnya, berbagai kolaborasi ini searah dengan identifikasi perseroan terkait tantangan mismatch sumber energi baru terbarukan (EBT) yang terisolir dengan pusat demand listrik di perkotaan.
"Kami telah mengidentifikasi adanya mismatch antara potensi EBT yang besar dengan pusat demand (listrik). Kami sedang dalam proses merancang pembangunan green enabling transmission line untuk memfasilitasinya," jelas Darmawan.
Tantangan pengembangan listrik EBT
Tantangan berikutnya datang dari listrik EBT yang bersifat intermiten, fluktuatif dipengaruhi perubahan cuaca. Dalam hal ini, PLN siap membangun smart grid yang dilengkapi dengan flexible generation, smart transmission, smart distribution, hingga smart meter.Untuk menyukseskan seluruh upaya tersebut, PLN telah merancang Accelerated Renewable Energy Development (ARED). Melalui ARED, pengembangan green enabling transmission line dan smart grid akan terus didorong untuk memperkuat sistem suplai listrik hijau di Indonesia.
"Bisakah PLN melakukannya sendiri? jawabannya tidak. Ini adalah tantangan global, kita harus mengatasinya dengan cara yang terpadu. Komunitas global harus bersatu untuk mengatasi tantangan perubahan iklim," ucap Darmawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News