Kepala BPS Suhariyanto mengatakan kenaikan impor bawang putih menyebabkan kenaikan pada impor barang konsumsi. Tercatat pada bulan lalu, impor barang konsumsi mencapai USD1,3 miliar atau naik 25,52 persen dibandingkan dengan Oktober 2020.
"Kalau dilihat, komoditas-komoditas yang utama kita impor untuk konsumsi ini pertama garlic (bawang putih) dari Tiongkok," kata dia dalam video conference di Jakarta, Selasa, 15 Desember 2020.
Menurut data BPS, impor bawang putih selama November mencapai USD55,51 juta. Jumlahnya naik dibandingkan Oktober 2020 sebanyak 26,3 juta ton dengan nilai USD27,8 juta.Dibandingkan November tahun lalu, impor bawang putih ini masih rendah dari 64,39 juta ton dengan nilai USD73,63 juta.
Secara keseluruhan, sejak Januari hingga November 2020 Indonesia telah mengimpor 461,72 juta ton dengan nilai USD451,18 juta. Jumlah ini jauh lebih tinggi dari periode sama tahun lalu yang hanya 358,44 juta ton dengan nilai USD406,54 juta.
BPS sebelumnya mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar USD2,62 miliar pada November 2020. Surplus ini terjadi karena ekspor tercatat lebih besar yaitu USD15,28 miliar, sedangkan impornya adalah USD12,66 miliar.
Ekspor tercatat naik 6,36 persen dibandingkan bulan sebelumnya dan naik 9,54 persen dari periode sama tahun lalu. Sedangkan impor tercatat mengalami kenaikan 17,4 persen dibandingkan Oktober 2020, namun turun 17,46 persen dari November tahun lalu.
Secara kumulatif, sejak Januari hingga November 2020 neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus USD19,66 miliar. Surplus ini lebih baik dibandingkan dengan defisit pada dua tahun terakhir yaitu USD3,51 miliar pada 2019 dan USD7,62 miliar di 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
