Sekretaris Umum Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) Edy Suprijadi mengatakan APVI sudah mengirimkan surat kepada Kemenperin terkait permintaan pelibatan dalam pembahasan SNI rokok elektrik.
"Kami tunggu tanggapan dari mereka. Apakah mungkin karena covid-19 sehingga pertemuannya (dilakukan secara) bertahap," tegas Edy dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, 10 Juni 2020.
Sementara itu, Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kemenperin Supriadi mengakui pihaknya mendahulukan pembahasan SNI bagi produk tembakau yang dipanaskan (HTP). Sedangkan pembahasan SNI vape baru akan dilakukan pada 2021 lantaran keterbatasan waktu dan minimnya sumber daya di tengah pandemi covid-19.
"Program Nasional Penyusunan Standar Tahun 2020 untuk lingkup Komisi Teknis Tembakau fokus menyusun revisi SNI rokok putih dan produk tembakau yang dipanaskan," ungkap Supriadi.
Meskipun demikian, Supriadi memastikan setiap kebijakan industri seperti halnya pembahasan penyusunan SNI selalu melibatkan asosiasi dan industri.
Produk rokok elektrik memiliki banyak jenis dengan jumlah peredaran berbeda-beda. Vape dan HTP merupakan dua produk yang masuk dalam kategori rokok elektrik.
Saat ini, jenis rokok elektrik yang baru dipasarkan secara massal di Indonesia adalah produk vape. Sementara produk HTP masih diedarkan dalam jumlah yang terbatas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
