“Kita sepakat dengan model LRT ini dengan jalur bawah tanah atau tunnel untuk rute yang memang tidak ada pilihan lagi seperti BRT maupun tram. Hanya untuk kajian biaya dan model apakah KPBU atau mix dengan loan harus dibahas detail,” kata Suharso dikutip dari Antara, 31 Oktober 2022.
Hal tersebut dikatakan Suharso saat berkoordinasi dengan Gubernur Bali I Wayan Koster di Jakarta. Menurut Suharso, perlu dikajian mendalam mengenai skema kerja sama untuk mempercepat pembangunan.
Suharso juga membahas rencana masuknya proyek ini ke blue book Bappenas. Kemudian, terkait proses feasibility study oleh Korea National Railway (KNR) sebagai kontraktor bersama Pemerintah Provinsi Bali.
Baca: LRT Palembang Luncurkan Kartu Edisi Khusus Sumpah Pemuda, Rp40 Ribu Bisa Naik Sepuasnya Sebulan |
Gubernur Bali mengapresiasi dukungan Suharso. Sebab, sistem transportasi di Bali sangat memerlukan sentuhan desain kebijakan yang komprehensif.
“Kami butuh dukungan penuh pemerintah pusat, agar wajah transportasi Bali bisa lebih baik dan nyaman," ujar dia.
Koster meminta Kementerian PPN menjadi lokomotif mendukung percepatan pembangunan LRT Bali. Sehingga, menjadi proyek percontohan untuk provinsi lain.
Perwakilan KNR, Sunghee Choo, menegaskan pihaknya sangat serius membangun sistem transportasi LRT di Bali. Dia berharap segera diberi kesempatan untuk memulai Feasibility Study.
Wakil Ketua Tim Percepatan Kereta Api Bali, Michael Umbas, mendukung penuh percepatan pembangunan LRT Bali. Menurut dia, Bali menjadi etalase dan simbol Indonesia, terutama berkaitan dengan G20.
"Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan besar, prestisius dan monumental. Tentu harapannya ke depan Bali bisa lebih siap, lebih modern, dan menampilkan sarana transportasi publik yang efektif dan ramah lingkungan seperti LRT ini,” kata Michael.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
