Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto merinci, lifting minyak sebesar 661 ribu barel per hari (bph) merupkan 93,8 persen dari target APBN 2021 sebesar 705 bph. Serta lifting gas sebesar 5.481 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) setara dengan 97,2 persen dari target APBN sebesar 5.638 mmscfd.
Dwi mengatakan ada beberapa kondisi yang menyebabkan capaian lifting migas yang masih di bawah target. Hal itu terjadi yakni entry point awal 2021 yang rendah karena adanya beberapa kegiatan pengeboran dan onstream proyek 2020 yang tertunda akibat pembatasan mobilitas manusia dan peralatan akibat pandemi covid-19.
"Kemudian terjadinya unplanned shutdown, terlambatnya kegiatan pengeboran akibat terkendala masalah perizinan dan pembatan mobilisasi, serta mundurnya beberapa onstream lapangan yang terjadi pada tahun 2021 ini," kata Dwi dalam paparan kuartal III secara virtual, Selasa, 19 Oktober 2021.
Namun demikian, SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) terus mengupayakan untuk meningkatkan lifting pada 2021 yakni melalui optimalisasi produksi dengan perkiraan tambahan 3.000 bph, tambahan sumur pemboran dan work over dengan tambahan 500 bph, penggunaan teknologi produksi dan debottlenecking dengan tambahan 500 bph, pengurasan stok dengan tambahan 1.800 bph, serta melalui crashed program dengan perkiraan tambahan 1.600 bph.
"Sedangkan untuk gas, kami akan melakukan optimasi penyerapan sehingga ada tambahan lifting 55 MMSCFD dan melalui optimasi operasi dengan tambahan 20 MMSCFD," pungkas Dwi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
