Kupang: Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Timur I Nyoman Ariawan Atmaja mengatakan, NTT membutuhkan investasi senilai Rp49 triliun hingga Rp59 triliun per tahun untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga tujuh persen.
"Dalam simulasi yang kami lakukan, NTT bisa mencapai pertumbuhan ekonomi mencapai tujuh persen jika nilai investasi yang masuk setiap tahun berkisar dari Rp49 triliun hingga Rp59 triliun," katanya dalam keterangan yang diterima, Rabu, 13 April 2022.
Ariawan mengatakan hal itu berkaitan dengan kebutuhan investasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di NTT. Menurut dia, pertumbuhan investasi di NTT masih perlu terus didorong pemerintah daerah bersama berbagai pihak baik untuk Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Sejauh ini, kata dia, investasi yang masuk ke NTT lebih banyak didorong oleh investasi yang dilakukan Pemerintah Pusat berupa pembangunan proyek-proyek strategis nasional. "Kalau kita bisa dorong peningkatan PMA dan PMDN yang swasta maka tentu akan lebih baik lagi dan berkelanjutan," katanya.
"Jadi bagaimana menarik minat investasi dari luar masuk ke NTT itu yang perlu menjadi perhatian serius pemerintah daerah dan stakeholders lain," katanya lagi.
Lebih lanjut Ariawan mengatakan BI bersama pemerintah provinsi juga terus berkoordinasi untuk melakukan berbagai langkah menumbuhkan investasi, salah satunya dengan meningkatkan promosi potensi daerah seperti pariwisata, energi baru terbarukan, peternakan, dan sebagainya.
"Dalam berbagai forum investasi juga kami terus sampaikan terkait berbagai potensi yang dimiliki NTT untuk menarik minat investasi sehingga diharapkan ke depan pertumbuhannya bisa meningkat untuk mendongkrak perekonomian NTT," katanya.
"Dalam simulasi yang kami lakukan, NTT bisa mencapai pertumbuhan ekonomi mencapai tujuh persen jika nilai investasi yang masuk setiap tahun berkisar dari Rp49 triliun hingga Rp59 triliun," katanya dalam keterangan yang diterima, Rabu, 13 April 2022.
Ariawan mengatakan hal itu berkaitan dengan kebutuhan investasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di NTT. Menurut dia, pertumbuhan investasi di NTT masih perlu terus didorong pemerintah daerah bersama berbagai pihak baik untuk Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Sejauh ini, kata dia, investasi yang masuk ke NTT lebih banyak didorong oleh investasi yang dilakukan Pemerintah Pusat berupa pembangunan proyek-proyek strategis nasional. "Kalau kita bisa dorong peningkatan PMA dan PMDN yang swasta maka tentu akan lebih baik lagi dan berkelanjutan," katanya.
"Jadi bagaimana menarik minat investasi dari luar masuk ke NTT itu yang perlu menjadi perhatian serius pemerintah daerah dan stakeholders lain," katanya lagi.
Lebih lanjut Ariawan mengatakan BI bersama pemerintah provinsi juga terus berkoordinasi untuk melakukan berbagai langkah menumbuhkan investasi, salah satunya dengan meningkatkan promosi potensi daerah seperti pariwisata, energi baru terbarukan, peternakan, dan sebagainya.
"Dalam berbagai forum investasi juga kami terus sampaikan terkait berbagai potensi yang dimiliki NTT untuk menarik minat investasi sehingga diharapkan ke depan pertumbuhannya bisa meningkat untuk mendongkrak perekonomian NTT," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
