PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk resmi melepas kontainer pertama penjualan ke Arab Saudi. Foto: Dok.Sido Muncul
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk resmi melepas kontainer pertama penjualan ke Arab Saudi. Foto: Dok.Sido Muncul

Produk Jamu Indonesia Perdana Ekspor ke Arab Saudi

Ilham wibowo • 11 Agustus 2020 11:45
Jakarta: PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk resmi melepas kontainer pertama penjualan ke Arab Saudi. Produsen jamu khas Indonesia dengan kandungan rempah-rempah tersebut diharapkan mampu terus mendorong kinerja ekspor nasional.
 
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto meyakini industri jamu di Tanah Air akan terus berkembang. Terlebih, selama pandemi covid-19 peningkatan permintaan pasar domestik dan internasional terhadap produk kesehatan herbal sangat meningkat.
 
"Selalu ada peluang di tengah kesulitan. Salah satunya peluang ekspor produk rempah-rempah Indonesia. Peluang inilah yang harus terus dimanfaatkan oleh para pelaku usaha dan peluang ini juga yang dapat meningkatkan kinerja perdagangan Indonesia di masa pandemi covid-19," ujar Agus melalui keterangan tertulisnya, Selasa, 11 Agustus 2020.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Kasan menambahkan bahwa produk jamu Indonesia terus berkembang dan semakin diakui dunia internasional. Kemendag optimistis keberhasilan ini dapat menjadi pendorong industri biofarmaka serta makanan minuman (mamin) untuk terus melakukan penetrasi ke pasar global di tengah pandemi covid-19.
 
Menurut Kasan, ekspor perdana ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan kerja sama sama antara PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul dengan mitranya yaitu Mizanain dari Arab Saudi. Kesepakatan tersebut dicapai pada perhelatan Trade Expo Indonesia pada Oktober 2019 lalu.
 
"Kami bangga dengan pencapaian hari ini. Kementerian Perdagangan turut memfasilitasi kegiatan ekspor ini. Mulai dari penandatanganan kerja sama yang dilaksanakan di Trade Expo Indonesia 2019 hingga pelepasan kontainer perdana hari ini," ujar Kasan.
 
Kasan juga sangat mengapresiasi langkah ekspor ini, mengingat Arab Saudi telah menerapkan kebijakan peningkatan tarif bea masuk terhadap 500 jenis produk untuk meningkatkan penerimaan negara sebagai respons terhadap pandemi covid-19. Kebijakan tersebut dinilai dapat memberikan dampak langsung maupun tidak langsung terhadap perdagangan Indonesia ke Arab Saudi.
 
"Yang tidak terkena dampak langsung di antaranya adalah sektor produk biofarmaka dan mamin," ujarnya.
 
Menurut Kasan, pandemi covid-19 telah berdampak pada seluruh aspek perdagangan, baik dari sisi pasokan maupun permintaan. Kemendag akan terus bekerja sama dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun di luar negeri guna mendorong kinerja ekspor agar terus meningkat.
 
Berdasarkan data BPS, pada semester I-2020, ekspor produk biofarmaka Indonesia mencapai USD4,2 juta atau naik 32,8 persen dibandingkan periode yang sama di 2019 sebesar USD3,17 juta. Pertumbuhan cukup signifikan ini merupakan hal yang menggembirakan di tengah penurunan daya beli masyarakat dunia.
 
Sementara itu, pada Januari-Juni 2020 ekspor Indonesia mencapai USD76,4 miliar sedangkan impor tercatat sebesar USD70,9 miliar. Pada Juni 2020, kinerja ekspor nonmigas Indonesia mulai bergerak positif dengan kenaikan 15,73 persen dibanding bulan sebelumnya.
 
Di sisi lain, impor bahan baku pada periode tersebut juga naik sebesar 24,01 persen dibanding bulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan aktivitas industri Indonesia mulai menggeliat.  
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan