Jakarta: Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyebut konsumsi rumah tangga mulai bergerak usai penyaluran bantuan sosial (bansos) tunai bagi masyarakat terdampak covid-19.
"Nah ini sudah mulai terlihat memasuki semester II-2020 dengan adanya bansos produktif, bantuan tunai dan adanya gerakan mengupayakan biaya stimulus meningkat dari 10 persen di Juni menjadi dua hingga tiga kali lipat di semester II-2020," ungkap Ketua Aprindo Roy Mandey dalam live event Metro Tv, dikutip Sabtu, 15 Agustus 2020.
Roy menjelaskan program pemulihan ekonomi nasional yang menyasar kenaikan konsumsi rumah tangga sudah tepat. Pasalnya, sektor ini menjadi tumpuan Indonesia dalam pertumbuhan ekonomi.
"Pertumbuhan konsumsi, langkah paling utama adalah meningkatkan daya beli," katanya.
Roy pun optimistis pertumbuhan ekonomi semester II-2020 akan berada di angka positif. Apalagi pemerintah menambah anggaran perlindungan sosial menjadi Rp431 triliun. Di sisi lain, bansos produktif bagi usaha ultra mikro juga akan mendongkrak ekonomi.
"Dana PEN semester lalu masih berproses dan akan ditingkatkan untuk sektor riil. UMKM juga dilonggarkan karena selama ini hanya kepada yang bankable. Bagaimana peningkatan ke ultra mikro ini alokasi pendukung konsumsi," tambah dia.
Lebih lanjut, Roy berharap pemerintah bisa meningkatkan realisasi program stimulus dengan cepat dan tepat sasaran. Di samping itu, stabilitas nilai tukar rupiah juga diharapkan menjaga harga jual produk ritel.
"Bansos sudah, bantuan desa sudah dan mungkin perlu dijabarkan lagi, bantuan tunai langsung bisa ditambah lagi. Kemarin pulsa juga akan diberikan, BPJS kesehatan juga tidak jadi dinaikan serta perlu juga bagaimana stabilitas nilai tukar jadi poin utama," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
