Agenda nasional untuk pemilihan presiden dan wakil presiden, kebetulan serentak berbarengan dengan pemilihan legislatif atau wakil rakyat untuk periode 2019--2024, pada 17 April 2019. Tentu, kondisi tersebut mengharuskan semua kegiatan atau agenda olahraga, termasuk kompetisi sepak bola yang melibatkan jumlah massa penonton, disetop sementara.
Pun dengan Liga 1 2019. Penyelenggara atau operator kompetisi, PT Liga Indonesia Baru, pasca-Liga 1 2018 berakhir, Desember 2018, memang tidak segera menentukan kapan liga bergulir. Selain ada agenda nasional Pemilu, sejak dua tahun terakhir eskalasi politik di Tanah Air begitu panas. Bahkan, beberapa pengamat (politik) mengatakan, perbedaan di kalangan elite sudah menular hingga ke keluarga, bahkan bisa mengarah ke arah desintegrasi bangsa.
Syukurlah, hingga pemilu usai, tidak sampai terjadi perpecahan besar. Kalau saja itu terjadi, sejumlah agenda olahraga atau sepak bola yang sudah dirancang, mungkin sulit terealisasi atau bahkan tidak akan pernah ada. (Ingat peristiwa Mei 1998, kompetisi otomatis terhenti, red).
Akhirnya, tepat 17 Mei 2019, sebulan setelah Pilpres/Pileg serentak, Liga 1 2019 dimulai. Kompetisi diikuti 18 tim, termasuk tiga tim promosi. Ketiga tim promosi adalah PSS Sleman, Semen Padang dan Kalteng Putra. Ketiganya menggantikan posisi Sriwijaya FC, Mitra Kukar dan, PSMS Medan yang terdegradasi ke Liga 2.
Sejumlah pemain bintang masih mewarnai kompetisi Liga 1 2019. Ada Arthur Cunha asal Brasil dan playmaker dari Mali, MakanKonate, serta Sylvano Comvalius di Arema. Ada Marko Simic di kubu Persija serta Ezhechiel N'Douassel di kubu Persib Bandung.
Nama-nama lama seperti Beto Goncalves, Greg Nwokolo, Irfan Bachdim, juga masih menjadi nama-nama pemain yang menjual di musimkompetisi 2019.Sejumlah pemain mancanegara, tercatat lebih dari 70 orang, ikut meramaikan kompetisi Liga 1 2019. Artinya sepak bolaIndonesia memang masih mampu menjadi magnet pemain-pemain asing untuk berkarier. Sejumlah bintang lokal, seperti Evan Dimas, Ricky Fajrin, Rizki Pora, Hanif Sjahbandi juga masih meramaikan kompetisi.
Yang cukup mengejutkan terjadi di posisi kepelatihan. Stefano Cugurra Teco yang membawa Persija kampiun 2018, justru tidakdipertahankan Macan Kemayoran. Teco yang akhirnya mendarat di Bali United, justru sukses membawa Bali United jadi kampiunLiga 1 2019.
Hanya saja, momen tak bagus harus mewarnai laga perdana Liga 1 2019. Laga tim promosi PSS Sleman yang menjamu Arema FC diStadion Maguwoharjo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, 17 Mei 2019, diwarnai kericuhan. Suporter kedua tim terlibat saling lempar. Bahkan laga sempat dihentikan satu jam. Kejadian tersebut cukup mencoreng liga, yang baru saja dimulai.SelengkapnyaKlik di Sini
Selanjutnya bisa ditebak. Sejumlah laga di kompetisi Liga 1 2019 juga diwarnai kericuhan. Kericuhan ada yang melibatkan penonton. Ada ricuh antarpemain, bahkan ada pemain yang memukul wasit, yang sebetulnya layak dihukum berat si pemainnya.
Ricuh antarpemain misalnya terjadi di laga Persela vs Borneo. Berawal dari wasit yang memberikan kartu merah kepada Dwidan Wahyudi (pemain Borneo), kemudian laga dilanjutkan dengan tendangan penalti Lerby yang berbuah gol.SelengkapnyaKlik di sini
Kerusuhan juga pecah saat Persebaya Surabaya takluk di markasnya, Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, dari PSSSleman dengan skor 2-3. Ini menjadi kekalahan perdana Bajol Ijo di kandangnya.
Oknum Bonek, sebutan untuk suporter Persebaya, terlihat memasuki lapangan setelah peluit tanda pertandingan berakhirdibunyikan. Beberapa fasilitas stadion seperti papan iklan, bench ofisial dan pemain, serta jaring gawang dirusak. Buntut darikerusuhan, Persebaya dihukum Komisi Disiplin (Komdis), yakni hukuman pertandingan tanpa dihadiri pendukungnya, baik di laga kandang maupun tandang.SelengkapnyaKlik di Sini
Selanjutnya, ricuh suporter juga terjadi saat Persela Lamongan menjamu Badak Lampung pada lanjutan Liga 1 Indonesia 2019,Rabu 20 November. Imbasnya, pertandingan sempat tertunda sebelum akhirnya dimenangkan oleh Persela. Ricuh tidak hanya di Liga 1, tapi juga di Liga 2.SelengkapnyaKlik di Sini:
Setelah beberapa kasus pengaturan skor diduga terjadi di Liga 1 2018, dugaan pengaturan skor juga mewarnai perjalanan kompetisi Liga 1 2019. Ketua Tim Media Satgas Anti Mafia Bola, Kombes Argo Yuwono mengatakan pihaknya melakukan penggeledahan beberapa perangkat pertandingan di Hotel Fovere, Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Argo mengatakan, pihaknya mengamankan sembilan orang yang terdiri dari wasit, asisten wasit, wasit cadangan, inspekturwasit, komisi pertandingan, bendahara klub Kalteng Putra, bendahara panpel Kalteng Putra, serta seorang penghubung alias LO.
Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) belum menerima laporan resmi mengenai dugaan pengaturan skor pada lagaKalteng Putra melawan Persela, Minggu 27 Oktober lalu. Informasi itu disampaikan Richard Sam Bera selaku Ketua BOPI.SelengkapnyaKlik di Sini:
Artinya, ricuh penonton, kesulitan izin kepolisian untuk beberapa laga, serta dugaan pengaturan skor, masih menjadi pekerjaan rumah bagi stakeholder sepak bola Tanah Air. PSSI tentu harus membuat regulasi untuk menata kompetisi lebih baik. Pun soal izin pertandingan. Sementara, bagi Komdis PSSI, sanksi tegas bagi siapa saja yang terlibat pengaturan skor. Pelakunya mesti dipenjara dan tidak boleh terlibat sepak bola seumur hidup. Sanksi juga untuk kericuhan antarpemain dan ricuh penonton.SelengkapnyaKlik di Sini:
Banyak Pekerjaan Rumah Bagi Iwan Bule
.jpg)
Ketua Umum PSSI Mochammad Iriawan, alias Iwan Bule, yang terpilih bersama Cucu Sumantri sebagai wakilnya, padaKongres PSSI, 2 November 2019, di Hotel Shangri-La, Jakarta, memiliki pekerjaan rumah yang banyak. Pemilihan di saatkompetisi masih bergulir ini, sudah final. Iwan terpilih dengan suara mayoritas, yakni 82 suara dari 85 pemilik suara yangdatang. Tiga suara dari tiga voters dianggap tidak sah. Sementara satu voters, Persis Solo, tidak menggunakan hak suaranya.
Artinya, dengan kemenangan mutlak tersebut, harusnya Iwan Bule didukung penuh oleh pemilik suara, yang notabene adalahklub yang bermain di Liga 1 dan Liga 2. Apalagi sosok Iwan, yang lama mengabdi di Kepolisian Republik Indonesia, bisa membantu membongkar kasus pengaturan skor yang terjadi di sepak bola Indonesia, bahkan sampai ke akar-akarnya.
Untuk kompetisi Liga 1 ke depan, faktor izin keamanan memang masih harus menjadi perhatian bersama. Jadi tak ada lagi jadwal laga yang ditunda gara-gara izin belum keluar. Dan kesadaran para pecinta sepak bola di Tanah Air dalam memberikandukungan kepada tim kesayangannya, memang mesti terus diperbaiki. Fanatik tapi tidak berlebihan, bahkan sampai membabi buta. Cukup lah mendukung tim kesayangan semata-mata untuk hiburan menonton pemain mengolah si kulit bundar.
Bukan tanpa alasan penulis menyebut hal itu. Penyelenggaraan event besar Piala Dunia U-20 2021 sudah berada di depan mata.Indonesia yang sudah ditunjuk menjadi tuan rumah mesti menunjukkan kepada dunia, mampu menjadi tuan rumah yangbaik. Bukan hanya soal melayani tamu dan suporter negara lain, tapi lebih kepada membudayakan sikap ramah, santun dansaling respect. Apalagi bagi para pelaku kompetisi sepak bola. Mereka harus mulai malu jika sampai ada ricuh, atau match fixing sekalipun.
Intinya, PSSI harus bekerja untuk membuat jadwal kompetisi, yang mengikuti agenda Tim Nasional, idealnya. Pasalnyasejumlah agenda nasional bakal ada lagi di tahun 2020. Pemilihan kepala daerah serentak dijadwalkan September 2020.Seandainya kompetisi dimulai Maret 2020, tentunya September kompetisi masih bergulir dan kemungkinan bakal diliburkan.
Memang sulit, tapi tidak ada salahnya dibuat sesuai agenda FIFA, atau match internasional. Menurut Indra Sjafri, pelatih TimNasional Indonesia U-23, sangat sulit membuat jadwal liga yang ideal di Indonesia. "Enggak gampang atur ligadi Indonesia, karena juga banyak hal yang menentukan. Geografis, kultur, kegiatan kenegaraan seperti Pilkada dan hal lainnya."
"Jadi jangan disamakan dengan menyusun jadwal liga seperti di negara lain.Di Bali misalnya, kalau Nyepi pasti nggak bisa adapertandingan. Kalau mau ideal, ya harus kegiatan Timnas dibuat dulu berdasarkan kalender FIFA, AFC, AFF. Kapan Timnas TCdari situ disusun jadwal liga. Itu kalau bicara ideal," ujar Coach Indra kepada medcom.id lewat pesan whatsapp.
Video:Kemeriahan Euforia Perayaan Juara Bali United
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RIZ)