"Saya paham betul suporter fanatik. Namanya juga pendukung pasti akan berontak kalau tim kebanggaannya disakiti. Tetapi, saya ingatkan untuk tetap berpegang pada peraturan. Kalau tidak, saya libas," ancam pria yang juga Panglima Kostrad itu, di depan puluhan perwakilan Bonek saat berdialog di salah satu kantor media di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (28/12/2016).
Edy menegaskan, pihaknya akan menjaga amanah membawa PSSI dalam memajukan sepak bola Indonesia. Karena itu, Edy mengaku tak pandang bulu siapapun akan dilawan jika ada pihak yang coba menghalangi atau menekan visi dan misi yang telah dicanangkan.
"Saya ingatkan kepada siapapun. Saya tidak mau ditekan-tekan, termasuk Bonek. Bonek harus berubah, Bonek harus bikin Surabaya bangga," tegasnya.Baca juga: Persebaya Ikut Divisi Utama, Ketum PSSI: Tunggu Kongres Dulu
Menurut Edy, pihaknya akan berupaya memperjuangkan nasib Persebaya agar bisa masuk dalam kompetisi Indonesia musim depan. Kata Edy, upaya ini semata-mata karena dirinya memiliki darah bonek.
"Ibu saya berasal dari Surabaya. Sedang ayah saya berasal dari Medan, Sumatra Utara. Keluarga dan adik-adik saya lahir dan tinggal di sini. Karena itu, saya paham benar bagaimana watak Bonek. Watak Arek Suroboyo itu," tandasnya.
Dalam kesempatan itu, para perwakilan Bonek dan klub internal menyampaikan harapan agar Persebaya bisa segera kembali ikut kompetisi.
"Enam tahun kami bertahan dalam kondisi seperti ini. Kasihan anak didik kami di klub. Ribuan harapan dititipkan pada kami agar Persebaya bisa ikut kompetisi," kata Amang Mulya berharap, selaku salah satu perwakilan Persebaya.
Dalam kunjungannya ke Surabaya, Edy Ramayadi didampingi Sekjen PSSI Ade Wellington, Waketum PSSI Djoko Driyono dan Iwan Budianto. Para petinggi PSSI ini datang sekitar pukul 10.00 WIB dan disambut Dirut PT Persebaya Indonesia Cholid Ghoromah beserta jajaran pengurus Persebaya. Pertemuan berlangsung hingga sekitar pukul 15.00 WIB.
Video: Duka Dunia Olah Raga di Tahun 2016
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RIZ)