\ Saran Menpora untuk Mengikis Kericuhan Antar Suporter
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi (kanan) bersama Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (kiri) saat di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Selasa (8/11/2016). (Foto: MTVN/Roni Kurniawan)
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi (kanan) bersama Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (kiri) saat di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Selasa (8/11/2016). (Foto: MTVN/Roni Kurniawan)

Kericuhan Suporter

Saran Menpora untuk Mengikis Kericuhan Antar Suporter

Bola indonesia soccer championship
Roni Kurniawan • 08 November 2016 18:18
medcom.id, Bandung: Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi jenuh atas kekerasan dan tindakan negatif dari para suporter sepak bola. Imam menginginkan hal itu segera berhenti dan lebih mengedepankan keramahan buka kemarahan.
 
Menurut Imam, penegakkan hukum tetap menjadi kunci utama agar perseteruan antar suporter terkikis. Imam pun meminta aparat untuk menindak tegas para suporter yang kerap melakukan aksi anarkis agar mendapat efek jera.
 
"Maka dalam hal ini saya mendesak kepada aparat penegak hukum kepolisian untuk mengusut tuntas dan memberikan efek jera agar peristiwa seperti itu tidak terulang lagi. Siapapun yang melanggar hukum di dalam stadion maupun di luar stadion, maka hukum yang bicara," ujar Imam di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Selasa (8/11/2016).
  Imam mengatakan, tindakan suporter yang membuat anarkis merupakan di luar kontrol dari pemerintah dan panitia penyelenggara pertandingan. Pasalnya, mayoritas keributan kerap terjadi di area luar stadion baik sebelum maupun setelah pertandingan.

Baca:Respons Kemenpora terkait Kericuhan Suporter di Cirebon


"Bisa jadi hal-hal kecil di luar stadion atau dalam stadion itu menimbulkan sesuatu yang besar. Karenanya, kami minta ini harus segera disudahi," tandasnya.
 
Selain itu, Imam pun menyinggung operator kompetisi atau turnamen agar membuat regulasi terhadap setiap klub agar memberikan ruang dalam setiap kebijakan. Pasalnya, lanjut Imam, hadirnya suporter tak lepas dari klub yang berdiri dan memiliki keterikatan yang erat dalam setiap pertandingan.
 
"Saya ambil contoh bagaimana prosentase saham di klub itu harus diberikan kepada suporter sehingga ada konsekuensi logis bilamana terjadi sesuatu kepada suporter maupun klub," jelasnya.

Baca juga:Manajemen Persija Minta Aparat Usut Tewasnya Seorang Jakmania


Secara khusus, ia juga mengingatkan perlunya upaya bersama antara sesama suporter agar benar-benar menanggalkan nyanyian rasis atau nyanyian provokatif di stadion. Sanksi pun harus ditegakkan secara maksimal," urainya.
 
Namun Imam mengakui upaya tersebut membutuhkan waktu yang jangka panjang. Terlebih untuk menghilangkan kebiasaan negatif para suporter baik di dalam maupun di luar stadion.
 
"Harus ada upaya jangka panjang. Upaya jangka panjang itu katakanlah bagi kelompok suporter yang yel-yelnya menyinggung rasa persudaraan, kemanusiaan, mereka harus diberi sanksi tidak boleh hadir di stadion dan sanksi lain sebagainya," pungkas Imam.
 
Video: Liverpool Pantas Berada di Puncak Klasemen

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(ACF)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif