Banu Rusman adalah bukti nyata terbaru dari buntut kerusuhan antar suporter. Pendukung Persita Tangerang itu meregang nyawa usai laga tim kesayangannya melawan PSMS Medan di Liga 2 Indonesia, Rabu 11 Oktober lalu.
Meski keributan tersebut terjadi di kompetisi strata kedua, apa pun alasannya, tetap mencoreng pamor sepak bola nasional. Panpel Persija pun berharap kejadian itu tak terjadi di pertandingan timnya.
Pasalnya, keributan akan merugikan banyak pihak. Tidak hanya suporter, namun juga tim, masyarakat, keamanan, dan pihak-pihak lain yang terkait.
Baca:PSSI Minta Komdis Ambil Keputusan Terkait Suporter Tewas
"Apa pun alasannya, keributan seperti itu tak bisa ditolerir. Karena itu, kami mohon kerjasamanya. Sekali lagi, mari kita buktikan bahwa Persija sanggup menggelar pertandingan yang aman, nyaman, tertib dan menyenangkan bagi semua pihak," jelas Arief Perdana Kusuma, Ketua Panpel Persija, Jumat (13/10/2017).
Lebih lanjut Arief juga berharap kerja sama yang harmonis selama ini, tetap bisa ditunjukkan pada laga kontra Persegres Gresik United, Sabtu 14 Oktober besok. Ia tak ingin Jakmania hadir ke Stadion Patriot Chandrabaga, Bekasi, Jawa Barat membawa benda-benda yang bisa memancing kericuhan dan sanksi bagi tim.
"Tolong tidak ada yang membawa flare, spanduk yang mengarah pada ras, agama, atau politik, dan benda-benda lain yang dilarang masuk stadion. Semua demi kenyamanan kita bersama," tambah Arief.
Arief juga mengingatkan bahwa saat ini Ismed Sofyan dkk tetap butuh dukungan suporter. Karena itu, pihaknya berharap saat menjamu Persegres, The Jakmania tetap memenuhi stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi.
"Sekarang sudah memasuki pekan-pekan akhir musim ini. Tim butuh kemenangan untuk bisa bersaing di papan atas. Dukungan fanatik dari The Jakmania merupakan salah satu faktor penentu kemenangan tersebut," pungkas dia.
Video:Bhayangkara FC Terancam Tak Bisa Maju ke Level Asia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(REN)