medcom.id, Turin: Tim nasional Italia saat ini mungkin tidak punya nama-nama besar yang bisa menggentarkan jantung lawan-lawan mereka di putaran final Piala Dunia 2014 Brasil nanti. Namun, jangan pernah meremehkan mereka.
'Gli Azzurri' berkali-kali mampu membuktikan kapabilitas ketika banyak orang memandang remeh mereka. Tidak berlebihan jika mereka dilabeli tim yang punya tradisi kuat di turnamen major.
Faktanya 'Gli Azzurri' memang masih menjadi pengumpul trofi Piala Dunia terbanyak kedua setelah Brasil, yakni empat. Itu sebabnya mereka selalu berada di posisi yang unik di turnamen besar.
Hal itu diakui sendiri oleh arsitek Uruguay Oscar Tabarez. Menurutnya, Italia semakin dicibir akan semakin menggigit. “Jangan pernah meremehkan Italia. Mereka punya tradisi yang kuat di turnamen major. Mereka semakin kuat seiring dengan turnamen itu berlangsung,“ tukas Tabarez.
Mantan gelandang Italia Gennaro Gattuso bahkan punya penilaian tersendiri soal timnas negaranya. Menurutnya, Italia butuh rangsangan yang menggelikan untuk bisa melaju sampai akhir.
“Italia itu tim yang aneh. Kami mungkin butuh semacam bubuk gatal di punggung untuk bisa melaju sampai ke puncak,“ kata pemain yang menjadi bagian skuat Italia saat menjuarai Piala Dunia 2006 itu.
Sementara itu, kiper Gianluigi Buffon mengakui timnya tidak layak difavoritkan di Piala Dunia 2014. Meski begitu, ia menyebut kondisi itu justru menjadi keuntungan buat mereka.
“Dalam empat tahun terakhir kami membangun sesuatu yang penting. Italia tidak pernah menjadi favorit dalam turnamen besar, tetapi sejarah mengajari kami bahwa sebagai underdog, Italia selalu menemukan peran sebagai protagonis. Kami selalu ingin membuat takjub dan tahun ini tidak berbeda,“ ujarnya.
“(Cesare) Prandelli sepertinya berusaha menciptakan kekuatan ideal dengan menggabungkan pemain junior dan senior,“ lanjut kiper Juventus itu.
Sejak awal, Prandelli memang mengaku lebih mengedepankan permainan kolektif. Ia percaya dengan modal itu, mereka bisa bersaing dengan tim-tim lain, terutama di babak penyisihan grup.
“Para pemain saya tahu benar potensi yang kami miliki. Gianluigi Buffon tidak salah jika mengatakan kami tidak masuk jajaran tim-tim favorit dan saya juga setuju dengan pernyataan (bek Giorgio) Chiellini yang mengatakan kami tidak membutuhkan nama-nama besar untuk bermain secara kolektif,“ tegas mantan arsitek Fiorentina itu.
“Jika kami memulai dengan prinsip ini, saya yakin kami akan meraih kesuksesan,“ imbuhnya.
Memang diakui Prandelli, sampai kini timnya masih mempunyai kelemahan. Kelemahan itu terutama di lini depan mereka. Itu bisa dilihat dari hasil kualifikasi Piala Dunia lalu.
Dari delapan pertandingan mereka melawan Bulgaria, Denmark, Republik Ceko, Armenia, dan Malta, Gli Azzurri hanya mencetak lima gol.
“Saya hanya bisa mengatakan kami belum bisa tersenyum. Kami masih punya masalah pada lini depan dan gelandang,“ ujarnya.
Uniknya, meski punya masalah dengan lini depan, Prandelli justru tidak memasukkan nama-nama seperti Luca Toni, Alberto Gilardino, Emanuele Giaccherini, Domenico Criscito, Stephan El Shaarawy, ataupun Simone Scuffet dalam daftar 30 pemain yang dipanggilnya. Ia justru memanggil striker kawakan Antonio Cassano (Parma) dam Ciro Immobile (Torino).
Tidak mengherankan jika skuat bayangan Prandelli itu menuai cibiran dari sejumlah pihak. “Saya hanya bisa mengatakan tim tersebut agak aneh,“ ujar pemain Genoa Luca Antonini.
Meski begitu, Prandelli tetap kukuh dengan keputusannya. Menurutnya, tidak mudah memilih 30 pemain. Namun, ia harus tegas.
“Saya juga tidak akan mengatakan apa yang kami impikan. Semua yang bisa saya katakan ialah Anda harus punya impian besar,“ tandasnya. (Berbagai sumber/Achmad Maulana)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(NAV)
