Ilustrasi
Ilustrasi

6 Alasan Mengganti Mikrofon Wireless dari Analog ke Digital

Mohamad Mamduh • 30 Agustus 2024 09:52
Jakarta: Suara yang terdengar tentu saja adalah analog, tapi bukan berarti kita dan audiens harus menolak banyak manfaat dari mikrofon nirkabel digital. Dalam kondisi tertentu, mungkin penting untuk akhirnya beralih dari analog ke digital. Berikut adalah enam alasan utama untuk melakukan perubahan tersebut.
 
1. Audio akan terdengar lebih baik dan jernih
Sistem digital tidak memerlukan compander (gabungan kompresor/expander). Pada mikrofon analog wireless, compander akan memadatkan sinyal audio, mengangkatnya ke atas tingkat noise transmisi RF, dan memperluasnya lagi pada receiver untuk menciptakan kembali sinyal audio yang asli.
 
Sayangnya, pengurangan noise ini bukanlah proses noiseless, dan kita mungkin mendengar compander seperti memompa, bernapas, atau mendesis. Sistem digital tanpa compander tidak hanya akan meningkatkan kualitas audio secara signifikan untuk para audiens, namun juga akan membantu mendengarkan suara sendiri saat tampil dengan lebih jelas melalui sistem monitor.
 
2. Ada fitur seperti keragaman intelligent switching
Sebuah fenomena yang disebut “fading” adalah musuh alami dari setiap transmisi mikrofon wireless. Artinya, sinyal mikrofon bisa menjadi kuat di satu titik tertentu, namun menjadi sangat lemah di titik lain, sehingga sinyal yang dipantulkan menghentikan sinyal direct antara mikrofon wireless dan receiver-nya.
 
Ketika benar-benar melampaui batas, sistem mikrofon digital yang bagus seperti Evolution Wireless Digital dari Sennheiser dapat memberikan keajaiban untuk membantu Anda tetap “on air”: keragaman intelligent switching yang beragam, equalizer channel RF, koreksi kesalahan, dan bahkan error concealment akan menjaga sinyal tetap utuh sehingga rasa percaya diri tetap tinggi.
 
3. Memudahkan pengelola frekuensi di festival
Spektrum wireless merupakan sumber daya yang dimiliki bersama dan semakin menyusut serta populasinya sangat padat – tidak hanya oleh mikrofon namun juga oleh banyak alat produksi lainnya. Di suatu festival atau venue, pengelola frekuensi bertanggung jawab menangani semua urusan frekuensi.

Ketika hadir menggunakan sistem mikrofon analog, beban kerja pengelola frekuensi akan bertambah, karena perlu menghitung “intermodulation products”. Pada dasarnya, hal ini adalah emisi tidak berguna yang terjadi ketika beberapa mikrofon wireless digunakan di atas panggung.
 
Tahukah bahwa 32 channel wireless analog dapat menghasilkan 16.000 produk intermodulasi atau sumber noise? Misalnya, ketika frekuensi yang tersedia pada acara yang besar benar-benar langka, pengelola frekuensi mungkin tidak dapat menyesuaikan peralatan analog, dan pertunjukan panggung yang enerjik mungkin akan terhambat oleh mikrofon kabel.
 
Namun, mikrofon wireless digital yang bagus membuat pekerjaan pengelola frekuensi lebih mudah. Ini hanya akan memancarkan frekuensi pembawanya saja dan tidak ada produk intermodulasi yang mengganggu dan menempati spektrum tambahan.
 
Frekuensi transmisi cukup ditempatkan bersebelahan secara berkala, sedangkan dengan wireless analog, pengelola frekuensi harus menangani semua frekuensi intermodulasi yang dihasilkan dari mikrofon. Oleh karena itu, wireless digital membebaskan spektrum untuk link audio tambahan atau peralatan produksi wireless lainnya – dan ruang inilah yang paling dibutuhkan oleh para pengelola frekuensi.
 
4. Mengatur sistem digital semudah menggunakan aplikasi
Jika juga berperan sebagai teknisi suara untuk band, kamu pasti tahu betapa sulitnya mengatur audio. Dengan sistem digital seperti Evolution Wireless Digital dari Sennheiser, sebuah aplikasi akan membimbing melalui beberapa langkah mudah dan siap untuk tampil dalam sekejap – pada frekuensi profesional TV-UHF.
 
5. Bisa dengan mudah memilih channel yang tidak terpakai
Mungkin beberapa orang bertanya, "Tapi jika suatu frekuensi itu bebas, mengapa saya harus khawatir mengganggu peralatan band lain?". Alasan yang mengkhawatirkan ini disebut produk intermodulasi. Secara sederhana: Jika terdapat lebih dari satu mikrofon wireless analog di atas panggung, mikrofon wireless tersebut akan memancarkan beberapa frekuensi RF – bukan hanya frekuensi yang pilih untuk mentransmisikan audio Anda. Hal yang sama terjadi jika sebuah mikrofon wireless terlalu dekat dengan receiver – seperti paket in-ear monitoring, misalnya.
 
Frekuensi tambahan yang pada dasarnya tidak berguna ini disebut produk intermodulasi. Mereka dapat mengganggu mikrofon wireless lainnya, atau dalam hal ini perangkat in-ear, dan memakan ruang spektrum. Dengan mikrofon analog, dan sayangnya juga banyak mikrofon digital, akan selalu menghadapi masalah produk intermodulasi.
 
Namun, beberapa sistem digital yang canggih tidak menghasilkan produk intermodulasi. Ini membuat semuanya menjadi sangat sederhana untuk penampilan band berikutnya: kamu atau teknisi venue dapat dengan mudah memilih channel yang bebas dan tidak perlu khawatir tentang apapun. Tidak ada produk intermodulasi, tidak ada gangguan, dan Anda juga telah menghemat ruang spektrum yang berharga.
 
6. Terlalu pelan, terlalu keras, terpotong?
Gain mungkin menjadi salah satu masalah yang paling diremehkan saat mengatur mikrofon wireless. Saat mengatur gain, kita menentukan seberapa sensitif mikrofon. Jika berteriak ke dalam mikrofon dan gain-nya terlalu tinggi, suara akan terdengar buruk dan audio akan mengalami clipping.
 
Jika suara pelan dan gain terlalu rendah, tidak ada yang akan mendengar di tengah suara backline yang kuat. Evolution Wireless Digital dari Sennheiser memiliki rentang dinamis input penuh sebesar 134 dB, melebihi rentang dinamis sebagian besar kapsul mikrofon, sehingga dapat menangkap segala sesuatu mulai dari bisikan lembut hingga suara mesin pesawat tanpa harus menyesuaikan gain transmitternya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan