Hal ini yang dilakukan Siklus, aplikasi yang ditujukan untuk memberikan solusi terjangkau guna mencegah sampah plastik di sumbernya. Kehadiran Siklus didasarkan pada data tahun 2015 lalu, menyebut Indonesia sebagai pencemar plastik laut terbesar kedua di dunia.
Data Bank Dunia tahun 2018 juga menyebut bahwa setiap 20 menit, setara dengan 10 ton truk bermuatan plastik dibuang ke perairan di seluruh Indonesia. Siklus menyebut pandemi menjadi salah satu momen yang meningkatkan kesadaran masyarakat soal keberlanjutan atau sustainability.
“Pandemi bikin melek soal sustainability, sehingga banyak yang mau transformasi. Ini juga menyebabkan growing demand, sebab banyak customer yang mencari tahu soal Siklus,” ujar Head of Operations Siklus Laksamana Alif Sakti.
Alif menjelaskan bahwa Siklus didirikan pada tahun 2019 lalu, dan hadir dengan tujuan sebagai jembatan antara merek Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) dan konsumen dalam menyediakan produk secara berkelanjutan.
Pandemi turut meningkatkan permintaan konsumen terkait produk yang menunjang kesehatan serta mendukung gaya hidup sehat. Untuk saat ini, Siklus telah mengantongi dukungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia dan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations (UN).

Dukungan dari instansi dan organisasi besar ini mendorong Siklus untuk menargetkan pengurangan sampah sekitar 30 persen pada tahun 2029 mendatang. Sementara itu, meski telah mendapatkan peningkatan keingintahuan masyarakat soal layanannya, Siklus mengaku masih menghadapi tantangan pada tahun 2023 ini.
“Tantangannya, masih lebih ke arah customer awareness. Saat ini Siklus masih menghadapi komentar negatif, juga terkait isu resesi. Tapi sisi positifnya, kita sudah mulai mendapatkan keuntungan atau profit,” jelas Alif.
Guna membantu meningkatkan kesadaran masyarakat, Siklus telah mendapatkan dukungan dari pemerintah kota, dan telah menggandeng sejumlah ibu anggota program Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di berbagai daerah.
Tidak hanya di Jakarta, dukungan ini disebut Siklus telah menjangkau kota Bogor hingga Labuan Bajo, melalui program usungan pemerintah kota, karena memiliki misi yang sama. Kerja sama meningkatkan kesadaran ini juga dilakukan Siklus melalui diskusi dengan berbagai pihak di berbagai industri terkait.
Diskusi ini ditujukan untuk menentukan standar kualitas layanan dan aspek terkait, sehingga terjadi kompetisi sehat dan dapat saling membantu satu sama lain. Untuk saat ini, Siklus terfokus dalam mengembangkan layanan dan usahanya.
Untuk saat ini, Siklus telah memiliki sekitar 200 produk, dan menargetkan untuk mencapai sekitar 500 produk pada tahun ini. Selain itu, Siklus juga tengah terfokus menjalin kerjasama dengan auditor soal kredit.

Sebagai informasi, saat ini 40 persen merek yang dinaungi oleh Siklus merupakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), diklaim mampu menghadirkan produk dengan kualitas di atas rata-rata, serta merupakan produk organik.
Untuk menggaet mitra tersebut, Siklus mengaku melakukan pengujian terlebih dahulu, sebelum memberikan penawaran pada produk dan merek yang dinilai sesuai. Kerja sama dengan Siklus ini diklaim dapat menghemat biaya produksi hingga setengahnya, berkat sistem cuci.
Sementara itu saat ini, Siklus tengah mempersiapkan skema untuk memudahkan pelanggan. Sistem yang dipersiapkannya ini termasuk sistem swap yang penggunaan kantong belanja daur ulang.
Sistem ini diharapkan dapat mengurangi waktu tunggu penjemputan produk isi ulang atau refill pelanggan, sebelumnya sekitar 15 menit menjadi tanpa menunggu sebab kurir yang akan mengambil produk isi ulang di dalam kantong belanja tersebut yang diletakan di tempat yang sudah disepakati.
Siklus menilai sistem akan membantu mengurangi penggunaan kotak kemasan, sehingga berdampak pada pengurangan sampah. Selain itu, Siklus juga menyebut bahwa pada layanan pengantaran middle miles dan last mile, pihaknya telah menggunakan kendaraan listrik.
“Siklus belum bekerja sama dengan pihak tertentu, namun tidak menutup peluang untuk bekerja sama dengan startup di bidang kendaraan listrik lainnya,” tambah Alif.
Kendati masih terfokus di Jabodetabek, Siklus telah melakukan beberapa percobaan yang dilakukan berbarengan dengan gelaran acara yang dihelatnya di sejumlah kota di luar wilayah tersebut, termasuk Bandung, Bali dan Surabaya.
Siklus berharap layanannya bisa menciptakan masa depan dari aktivitas jual beli, mengingat perubahan zaman juga menimbulkan dampak kepada lingkungan yang kian besar. Kehadirannya diharapkan dapat mendorong minat masyarakat muda untuk menjadi agen yang dapat memberikan solusi terkait dengan perubahan ke arah lebih baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News