Bagi banyak orang, Redmi Note mungkin phablet idaman. Karena itu, tak heran jika rekor penjualannya selalu mengesankan; terjual 10 ribu unit dalam waktu kurang dari semenit.
Tetapi, bagi penunggu Mi 4, Redmi Note tak lebih seperti hidangan pembuka sebelum Anda menyantap menu utama. Celakanya, hidangan pembuka ini "cukup enak", meskipun tak lama sesudah itu kita ingin berteriak kepada pelayan: mana menu utamanya?
Desain
Kesan pertama saya saat memegang Redmi Note adalah licin, tebal dan berat. Bahkan, ia kerap melorot saat saya sedang menggunakan WhatsApp. Namun, seiring berjalannya hari, tangan saya akhirnya terbiasa juga.Bodi Redmi Note memang terbuat dari material plastik licin dan agak mengkilap. Warna mengkilap ini cukup tepat karena dapat menyembunyikan sidik jari yang gampang menempel di bodinya.
Meskipun layarnya berukuran 5,5 inci, Redmi Note terlihat lebih besar dibanding LG G3 yang notabene juga memiliki ukuran layar yang sama. Karena itu, bobot Redmi Note juga lebih berat, 199 gram, dibanding LG G3 yang 149 gram.
Keempat sudut bodi Redmi Note dibuat melengkung, sehingga nyaman untuk digenggam dan tak terasa menusuk ketika dikantongkan. Salah satu catatan, ketika bermain game Asphalt 8 dalam posisi landscape, saya kerap tak sengaja memencet tombol Home, Back atau Recent Apps yang terletak di bodi bagian bawah. Pengalaman semacam ini sebenarnya tak perlu terjadi seandainya Xiaomi membuat tombol virtual, seperti LG G3.
Redmi Note menempatkan jack audio di bagian atas, mini USB di bagian bawah, serta tombol volume dan power di bagian kanan. Penempatan tombol power di bawah volume sudah tepat karena memudahkan pengoperasian perangkat dengan satu tangan.
Saat penutup bagian belakangnya dibuka, Anda akan melihat dua slot kartu SIM yang mengapit slot microSD, dan baterai berkapasitas 3.200mAh yang dapat dibuka. Sementara speaker terletak di pojok kiri bawah.

Xiaomi Redmi Note yang beredar di Indonesia ditenagai chipset MediaTek MT6592 octa-core berkecepatan 1,7GHz, RAM 2GB, dan penyimpanan 8GB. Seperti apakah performanya?
Software & Antarmuka
Sebelum melihat performa, mari kita bedah tampilan Xiaomi Redmi Note. Ponsel ini masih menjalankan sistem operasi Android 4.2.2 Jelly Bean, dan belum ada kepastian apakah Xiaomi akan memberikan Lollipop atau tidak.Meski demikian, seperti Redmi 1S, Redmi Note juga dibalut antarmuka buatan Xiaomi, MIUI, sehingga tampilannya jauh berbeda dengan Android murni yang biasa kita lihat di seri Nexus. Yang paling menonjol, ketiadaan app drawer. Artinya, semua aplikasi muncul di beranda, persis seperti iOS.

Anda yang gampang bosan, dan gemar mengutak-atik tampilan ponsel, Redmi Note menyediakan menu Lite Mode, dan Themes. Lite Mode membuat tampilan ponsel lebih sederhana, dengan icon menu lebih besar dari versi standar.
Sementara Themes menyediakan ribuan tema gratis agar Anda dapat mengganti tampilan Redmi Note sebanyak yang Anda mau. Seperti menu serupa di LG G3, kita diharuskan membuat akun Xiaomi agar bisa mengakses fitur Themes.
Satu ciri MIUI yang menonjol adalah mudah dipahami. Ia nyaris seperti iOS yang tak njelimet, meski kita baru pertama kali menggunakannya.
Kamera & Video

Untuk smartphone berharga Rp2 juta, biasanya resolusi kameranya akan rendah, 5MP atau 8MP, tetapi tidak demikian dengan Redmi Note. Kamera belakangnya 13MP dan kamera depan 5MP, sama dengan smartphone high-end. Walau demikian, sensornya belum secanggih smartphone premium, sehingga hasil pemotretan dalam keadaan minim cahaya akan terasa medioker.

Karena itu, saya tak pernah bisa mengandalkannya untuk peliputan acara yang berlangsung di dalam ruangan. Menu kamera Redmi Note tampil sederhana secara default, meski kita bisa mengaktifkan Advance Mode.

Redmi Note menyediakan fitur Filters, Scene Mode, White Balance, Exposure, ISO, Focus Mode, Hand-held Twilight, HDR, dan panorama.

Jika hendak merekam video, Anda dapat memilih kualitas 480, 720, dan 1080p. Semakin tinggi resolusi videonya, tentu ukuran file-nya juga akan bertambah besar. Karena itu, pastikan Anda menyimpannya di microSD.

Menariknya, menu video Redmi Note sudah dilengkapi fitur time-lapse, sehingga kita tak perlu mengunduh aplikasi pihak ketiga dari Google Play Store.

Baterai & Performa
Selama pengujian, saya sangat terkesan dengan daya tahan baterai Xiaomi Redmi Note. Dalam sehari, saya hanya perlu melakukan pengisian ulang sebanyak satu kali. Dalam keadaan penuh, baterainya mampu bertahan hingga 8 jam, mengalahkan pengalaman saya saat menguji LG G3 yang bahkan telah dilengkapi fitur Battery Saver.Agar pengujian lebih akurat, saya menggeber penggunaan Redmi Note dengan PCMark, dan hasilnya luar biasa, ia mampu bertahan 9 jam 10 menit.




Redmi Note diperkuat oleh chipset MediaTek MT6592 "true" octa-core. Artinya, seluruh core dapat aktif secara bersamaan untuk mengeksekusi pekerjaan tertentu. Hasilnya cukup mengesankan, performanya tak pernah nge-lag.
Untuk mengurangi konsumi baterai dan panas yang ditimbulkan chipset, Redmi Note secara otomatis mengaktifkan CPU power saving mode. Fitur ini secara otomatis membatasi kerja CPU. Anda dapat menonaktifkannya jika sedang bermain game agar pengalaman bermain bisa lebih maksimal.
Sayangnya, saat bermain game Asphalt 8, tampilan grafisnya tidak terlalu halus, kemungkinan karena resolusi Redmi Note hanya 720p. Sebab, GPU Redmi Note, Mali 450 MP4 sebenarnya sudah cukup mumpuni. Berdasarkan pengujian AnTuTu, performa Mali 450 sudah cukup mumpuni dibanding para pesaingnya, seperti PowerVR, Nvidia, dan Adreno.

Saat diletakkan di atas meja, suara speaker Redmi Note tidak terlalu baik karena posisinya di bagian belakang. Xiaomi perlu mempertimbangkan untuk memindahkan speaker ke bagian depan, atau bawah berdampingan dengan microUSB.
Kesimpulan
Seperti apa pun spesifikasi sebuah smartphone, fungsi utamanya tetaplah untuk menelepon. Selama hampir tiga pekan menggunakan Xiaomi Redmi Note, saya tak pernah mengalami kendala ketika melakukan atau menerima panggilan. Suaranya cukup jelas.Jika dilihat fitur dan harganya, agaknya susah mencari lawan sepadan Xiaomi di pasar Indonesia saat ini. Smartphone buatan lokal biasanya hanya menang di sisi harga, namun kalah dalam penyediaan ekosistem pendukung seperti Themes, penyimpanan cloud dan lainnya.
Meski demikian, Xiaomi Redmi bukan tak memiliki kelemahan, setidaknya jika dilihat dari sudut pandang konsumen. Pertama, ketersedianya di toko online Lazada tidak selalu ada. Sistem penjualan Flash Sale belum mampu mengimbangi besarnya animo konsumen. Sementara kalau kita membelinya di toko retail atau pihak ketiga, harga Redmi Note jauh lebih mahal, sekitar Rp2,5 juta.
Kedua, Redmi Note bukan pilihan menarik jika Anda termasuk yang menunggu peresmian jaringan 4G LTE di Indonesia mulai tahun depan. Sebab, Redmi Note yang beredar saat ini belum mendukung jaringan LTE.
Xiaomi bukan tidak menyadari hal itu. Pekan lalu, mereka sudah meluncurkan Redmi Note 4G LTE di India, dan bukan tidak mungkin juga akan hadir di Indonesia.
Dengan kata lain, jika tak terlalu buru-buru, sebaiknya Anda menunggu versi LTE agar tak perlu berganti ponsel saat pemerintah mulai meresmikan jaringannya tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id