Setahun kemudian muncul ROG Ally X. Menghadirkan beberapa peningkatan seperti kapasitas baterai dan SSD, pada dasarnya ia masih menggunakan prosesor dan layar yang sama. Begini review Asus ROG Ally X oleh redaksi teknologi Medcom.id.
.jpg)
.jpg)
Selain casing hitam yang elegan, ROG Ally X tidak terlihat jauh berbeda dari ROG Ally pada pandangan pertama. Namun, Ally X sangat nyaman dipegang. Desain yang ergonomis tidak membuat pergelangan tangan tegang. Sebelum benar-benar memegang ROG Ally X, saya sempat khawatir bodinya yang agak tebal dan bobotnya yang lebih berat akan membuatnya tidak nyaman untuk dipegang. Asumsi saya ini salah. Setelah bermain selama beberapa puluh menit, saya baru sadar telah memegangnya agak tinggi dengan siku di atas meja, dan tangan saya tidak kram.
Di luar aspek ergonomis, beberapa port dan tombol di pinggiran atas telah diatur ulang atau ditukar. Misalnya, tombol volume sekarang berada di sisi kiri daripada kanan. Berbeda dengan ROG Ally dengan satu port USB-C, ROG Ally X memiliki port USB4 dan port USB-C, dan pengaturan ini sangat nyaman.
Saya dapat menggunakannya saat sedang mengisi daya sambil secara bersamaan menggunakan headset USB-C atau dongle keyboard nirkabel yang dicolok ke port lain. Kemudian, pembaca kartu microSD berada di sisi kanan perangkat.
.jpg)
Salah satu perubahan terbaik pada ROG Ally X adalah bentuk tombol M1 dan M2 di bagian belakang, yang tidak hanya mengecil secara signifikan dalam ukuran tetapi juga telah dipindahkan lebih ke tengah. Ini berarti Ally X memiliki pegangan ergonomis yang lebih baik karena tombol belakang tidak lagi menghalangi kemiringan casing yang ergonomis.
Semua kontrol dan joystick terasa responsif, khususnya tombol LB dan RB. Komponen D-Pad di sini juga lebih besar dari Ally dan punya ketahanan yang lebih baik. Asus mengatakan modul ini lebih tahan lama dengan nilai 5 juta siklus hidup, dengan pegas yang lebih kaku untuk kurva respons yang lebih familier bagi para gamer.
ROG Ally X hadir dengan Armoury Crate SE. Ada peningkatan dari Ally asli yang berfungsi sebagai peluncur game, pengatur kinerja, dan hub pengaturan. Tab baru di sepanjang bagian atas membantu navigasi dalam menu yang berbeda, sehingga memudahkan saya untuk menemukan opsi yang tepat. Launcher ini sekarang memungkinkan kita memfilter game, baik dalam tampilan daftar atau tampilan kisi.
Ada juga fitur pencarian dan cara tambahan untuk menyesuaikan perangkat lunak. Menekan tombol Command Center dapat menyesuaikan pengaturan saat berada di tengah permainan, seperti level TDP, batas FPS, Mode Pesawat, resolusi, dan banyak lagi. Ini sangat membantu mengubah setting tanpa harus meminimalkan jendela permainan. Opsi pengaturan lainnya dapat ditambahkan ke menu ini. Menekan tombol Armoury Crate di sisi kanan layar akan memunculkan launcher secara lengkap.
Armoury Crate juga tempat saya pergi untuk menyesuaikan pencahayaan RGB di sekitar joystick. Saya dapat mengubah efeknya, memilih warna tertentu, atau bahkan mematikan lampu sepenuhnya. Pencahayaan RGB itu sendiri tampaknya tidak berbeda dari ROG Ally asli, tetapi saya pikir itu lebih menonjol dibandingkan casing hitam yang elegan.
Bagaimana Performanya?
Menyoal spesifikasi, Asus ROG Ally X memiliki prosesor AMD Ryzen Z1 Extreme yang sama dengan seri pertama, termasuk layar FHD 7 inci refresh rate 120Hz yang sama dengan perangkat aslinya. Peningkatan terdapat pada RAM 24GB dan SSD 1TB, dibanding sebelumnya RAM 16GB dan SSD 512GB. Peningkatan lainnya terdapat pada baterai. ROG Ally asli memiliki baterai 40WHr, sedangkan Ally X sekarang memiliki baterai 80Whr yang secara signifikan memungkinkan sesi bermain game yang lebih lama.
Performa Asus ROG Ally X saja uji dengan dua game testbed Medcom.id yang menyediakan benchmark bawaan: Assassin's Creed Mirage dan Cyberpunk 2077. Pengaturan grafis menggunakan pilihan terbaik agar pengalaman gaming terasa mulus. Untuk Assassin’s Creed Mirage saya mencoba setting High, sedangkan Cyberpunk 2077 menggunakan setting Ray-Tracing: Low.
Khusus untuk Cyberpunk 2077 terdapat setting Steam Deck yang rasanya juga cocok. Hasil pengujian bisa kita lihat pada grafik di bawah ini. Bisa kita lihat Assassin Creed Mirage mampu berjalan lebih dari 50fps, dan Cyberpunk 2077 menyentuh 30fps. Panas yang dihasilkan juga tidak mengganggu permainan. Sirkulasi udara sekaligus disipasi panas terlihat optimal.
Soal ketahanan baterai, Asus ROG Ally X memang mendapatkan peningkatan berkat daya baterai yang lebih besar. Berdasarkan pengalaman bermain, menjalankan game AAA dengan pengaturan grafis tertinggi membuatnya bisa beroperasi hingga hampir 3 jam. Jika hanya dipakai untuk memutar konten seperti video atau streaming, ia dapat bertahan hingga 14 jam.
Kesimpulan
Dengan harga Rp13.999.000, Asus ROG Ally X menawarkan pengalaman handheld gaming terbaik saat ini. Ia hadir dengan banyak penyempurnaan dari generasi sebelumnya, terutama dari segi desain yang membuatnya semakin ergonomis.
Selain itu, daya tahan baterainya lebih baik, ditambah dengan Armoury Crate yang semakin mulus dalam menyediakan pengalaman gaming. Selama penggunaan, saya juga tidak menemukan panas yang mengganggu, berkat teknologi disipasi yang efisien. Satu kekurangan menurut saya adalah pilihan warna hanya hitam.
9.8
Asus ROG Ally X
Plus
- Baterai lebih awet
- Desain sangat ergonomis
- Armoury Crate makin bagus
- Pembuangan panas sangat efisien
Minus
- Hanya tersedia warna hitam
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
