Foto: Kominfo
Foto: Kominfo

Komdigi: Indonesia Garis Depan Diplomasi Budaya Dunia

Mohamad Mamduh • 25 November 2024 07:29
Jakarta: Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia Meutya Hafid tampil sebagai narasumber utama dalam World Public Relations Forum (WPRF) 2024 yang digelar di Bali 20 November 2024. Dalam forum ini, Menteri Komunikasi dan Digital hadir mewakili Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang berhalangan hadir karena melaksanakan agenda kenegaraan di luar negeri.
 
Dengan tema "Purposeful Influence for the Common Good" WPRF 2024 menyoroti peran Indonesia sebagai pemimpin regional dalam memadukan warisan budaya dengan teknologi digital modern. Meutya menyampaikan pesan Presiden bahwa warisan budaya bukan hanya kebanggaan nasional, tetapi juga elemen untuk perkuat posisi Indonesia di tingkat global.
 
Acara ini juga dihadiri oleh Fahmi Fadzil, Menteri Komunikasi Malaysia, Alhaji Mohammed Idris, Hon. MInister of Information and National Orientation Nigeria, Ziena Jalil, Chief of Staff New Zealand Institute of Skill and Technology, dan Kao Kim Hourn, Sekretaris Jenderal ASEAN.

Indonesia, dengan 1.941 warisan budaya tak benda yang telah diakui secara nasional dan 13 di antaranya tercatat di UNESCO, berkomitmen untuk melestarikan kekayaan budayanya. Pemerintah juga menargetkan pengakuan 1.238 item baru hingga akhir 2024, serta terus melestarikan ribuan situs cagar budaya. Melalui teknologi digital seperti AI dan big data, Indonesia memanfaatkan platform global untuk mempromosikan nilai “Bhinneka Tunggal Ika” sebagai bagian dari diplomasi budaya.
 
Menkomdigi juga menegaskan peran penting generasi muda Indonesia, yang mayoritas penduduknya adalah Gen Z dan Milenial, sebagai agen perubahan dalam memperkenalkan identitas bangsa kepada dunia. Dalam konteks ini, teknologi menjadi sarana utama untuk menyampaikan narasi positif dan memperkuat persepsi global tentang Indonesia.
 
Sebagai pemimpin regional, Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam melawan misinformasi, salah satunya dengan memprakarsai ASEAN Guideline on Combating Fake News and Disinformation. Inisiatif ini menunjukkan bahwa selain memperkuat diplomasi budaya, Indonesia juga berperan aktif dalam menjaga kepercayaan publik dan stabilitas informasi.
 
Dalam pidato penutupnya, Meutya Hafid mengajak seluruh pihak untuk berkolaborasi dalam memanfaatkan diplomasi budaya dan teknologi digital sebagai jalan menuju harmoni global. “Dengan nilai-nilai keberagaman dan persatuan, Indonesia siap menjadi inspirasi dunia,” tutupnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan