Ilustrasi
Ilustrasi

Data Privacy Week 2025, Melindungi Akun Istimewa di Era Digital

Mohamad Mamduh • 30 Januari 2025 19:35
Jakarta: Pada Pekan Privasi Data dari 27-31 Januari, topik privasi data terus mendominasi diskusi keamanan siber. Berbagai insiden yang muncul adalah sebagai pengingat bagi bisnis untuk menilai kembali langkah-langkah perlindungan data mereka – terutama dalam hal akun istimewa, yaitu seringkali menjadi target paling berharga bagi penjahat dunia maya.
 
Di era ketika transformasi digital mendorong strategi bisnis, memastikan praktik privasi data yang kuat menjadi lebih penting dari sebelumnya. Penjahat dunia maya semakin canggih, memanfaatkan taktik canggih untuk mengeksploitasi kelemahan dalam organisasi.
 
Menurut studi terbaru, 41% bisnis di wilayah APAC mengalami pelanggaran data dalam setahun terakhir, dengan hampir setengahnya melaporkan lebih dari 10 insiden.

Ancaman yang berkembang ini diperburuk oleh akun istimewa yang tidak diamankan dengan baik, yang, jika disusupi, dapat memberi penyerang akses penuh ke sistem penting, mengeksfiltrasi data sensitif, dan mendatangkan malapetaka pada operasi bisnis.
 
"Misalnya, seorang mantan karyawan di Cash App mengeksploitasi akses istimewa untuk mencuri data pengguna yang sensitif, yang memengaruhi lebih dari 8 juta pelanggan," kata Darren Guccione, CEO dan Co-Founder, Keeper Security.
 
"Tanggapan perusahaan yang tertunda dan gugatan class action berikutnya menyoroti betapa mahal dan merusaknya kompromi akun istimewa. Seiring berkembangnya serangan siber, kebutuhan akan strategi keamanan komprehensif yang memprioritaskan akun-akun ini menjadi tidak dapat disangkal."
 
Melindungi akun istimewa menjadi semakin sulit karena permukaan serangan yang diperluas yang diciptakan oleh adopsi cloud, kerja jarak jauh, dan lingkungan hibrida. Saat bisnis merangkul transformasi digital, kerentanan baru muncul – terutama yang menyangkut akun istimewa. Karyawan yang mengakses sistem dari beberapa perangkat dan lokasi membuat langkah-langkah keamanan yang konsisten lebih sulit untuk dipelihara.
 
Kesalahan manusia juga tetap menjadi kontributor utama pelanggaran, dengan 74% melibatkan elemen manusia, termasuk kata sandi, kredensial, dan rahasia yang dicuri atau lemah. Sangat penting bagi organisasi untuk berinvestasi dalam pelatihan karyawan tentang praktik kata sandi yang kuat dan risiko yang terkait dengan akun istimewa. Ancaman orang dalam – baik yang tidak disengaja atau berbahaya – juga memperumit masalah, karena akses istimewa dapat dieksploitasi oleh individu tepercaya.
 
Semakin canggihnya ancaman siber semakin menggarisbawahi perlunya kewaspadaan. Penjahat dunia maya menggunakan taktik canggih dalam rekayasa sosial dan serangan phishing untuk menargetkan akun istimewa, yang seringkali paling berharga bagi penyerang.
 
Privileged Access Management (PAM) mengacu pada strategi dan alat yang membantu organisasi mengontrol dan memantau akun dengan akses ke informasi istimewa, termasuk sistem dan data sensitif.
 
Penerapan PAM memberikan visibilitas yang lebih besar ke dalam infrastruktur TI, memungkinkan organisasi untuk mengelola akses pihak ketiga, memantau aktivitas pengguna, memastikan kepatuhan, dan mengurangi risiko serangan siber.
 
Dengan mengurangi jumlah pengguna dengan hak istimewa yang ditingkatkan, PAM meminimalkan permukaan serangan, sehingga mempersulit penjahat dunia maya untuk mengeksploitasi kerentanan.
 
Ini juga membantu mencegah ancaman orang dalam dengan mengontrol siapa yang memiliki akses ke sistem sensitif, menawarkan kontrol akses yang ketat dan pemantauan aktivitas waktu nyata. Pendekatan proaktif ini membantu organisasi mengidentifikasi dan menghentikan perilaku jahat sebelum pelanggaran terjadi.
 
Banyak kerangka peraturan mengharuskan organisasi untuk menerapkan kontrol akses dan audit untuk akun istimewa. Solusi PAM mendukung kepatuhan dengan menyediakan pelaporan dan pengawasan yang diperlukan untuk memenuhi standar ini.
 
Karena lanskap digital terus berkembang, melindungi akun istimewa sangat penting untuk menjaga privasi dan keamanan data. Menerapkan solusi PAM membantu organisasi meminimalkan kerentanan dengan mengontrol akses, memantau aktivitas, dan memastikan kepatuhan.
 
"Dengan ancaman siber yang semakin canggih, organisasi harus memprioritaskan PAM sebagai bagian inti dari strategi keamanan siber mereka untuk mengurangi risiko dan melindungi informasi sensitif. Pekan Privasi Data berfungsi sebagai pengingat tepat waktu bagi bisnis untuk memperkuat pertahanan mereka, dan melindungi data dan mempercayai pelanggan mengandalkan," pungkas Darren.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan