WhatsApp menyampaikan enam rekomendasi ucapan lebaran di platform pesan instan miliknya untuk merayakan Idul Fitri tahun ini, menurut Analisa Widyaningrum, Ayudia C, bapak2ID, Ivan Lanin, Kunto Aji, dan Marchella FP.
Psikolog Analisa Widyaningrum merekomendasikan masyarakat mengirimkan pesan bermakna dengan sisipan doa. CEO @apdcindonesia, dan content creator Analisa Channel yang membahas seputar kesehatan mental ini menyampaikan bahwa hal penting saat mengirimkan pesan yang bermakna ke orang tersayang, terutama keluarga, adalah tulus dan menyentuh hati.
Sementara itu, seniman dan pengusaha Ayudia C menyarankan masyarakat untuk mengirimkan pesan yang menyampaikan maaf untuk keluarga dan menunjukkan hal yang dirasakan. Ayudia menyebut hal terpenting dari penyampaian sebuah pesan adalah penekanan makna dan maksud dari pesan tersebut.
Sedangkan kreator konten bapak2ID menyebut bahwa terdapat tiga hal yang penting saat mengirimkan pesan, yang pertama adalah mengirimkan pesan dengan isi hangat, terasa tulus dan personal dan bukan satu pesan yang dikirimkan ke semua orang.
Kedua, kreator konten ini juga menyarankan masyarakat untuk tidak menggunakan kata jika pada bagian meminta maaf. sebab penggunaan kata ini dinilai tidak menyampaikan ketulusan pengirim pesan.
Selain itu, pesan yang singkat dan tidak terlalu panjang namun bermakna dan manis juga disarankan kreator konten bapak2ID ini. Sedangkan peneroka Bahasa Indonesia daring dan pecinta Bahasa Indonesia Ivan Lanin menyarankan untuk menggunakan fungsi ekspresi dan sosial bahasa guna membuat pesan lebih bermakna.
Ivan menambahkan bahwa fungsi ekspresi diterapkan dengan gaya bahasa, rangkaian kalimat, dan pilihan kata yang menyentuh rasa. Fungsi sosial diterapkan dengan, antara lain, sapaan atau kenangan personal yang mempererat hubungan. Kedua fungsi itu disebutnya melengkapi fungsi komunikasi bahasa untuk penyampaian pesan yang efektif.
Sedangkan penyanyi dan penulis lagu Kunto Aji mengungkapkan hal penting ketika mengirimkan pesan Ramadan untuk keluarga dan teman-teman dekat adalah dengan membuatnya personal agar tetap bermakna.
Kunto Aji menambahkan bahwa masyarakat bisa mengekspresikan segala bentuk kejadian atau momen menarik untuk dapat selalu dikenang, serta menuntun doa baik sebagai bentuk terima kasih dan wujud syukur.
Sementara itu, penulis dan IP Owner Generasi90an dan Nanti Kita Cerita Tentang Hari ini, Marchella FP, menyebut bahwa menulis pesan Ramadan membutuhkan kejujuran dari hati, tidak hanya formalitas dan duplikasi kata maaf, sebab menyebabkan kesamaan makna sehingga tidak berkesan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
