Dibalik layanan yang semakin dekat dengan konsumen di Indonesia, hal ini juga diartikan sebagai sebuah lapangan kerja baru bagi teknisi ahli, arsitek solusi, dan berbagai profesi lainnya terkait teknologi layanan cloud.
"Teknologi cloud memiliki kekuatan untuk membantu mentransformasi perusahaan, institusi pendidikan, dan sektor publik. Kami berharap dapat membantu mempercepat transformasi tersebut dengan meningkatkan investasi dan komitmen kami di Indonesia," jelas Managing Director ASEAN AWS Nick Walton.
AWS sendiri di Indonesia telah menggandeng berbagai institusi akademi di Indonesia melalui program global AWS Educate untuk mendorong julmlah adopsi dan sumber daya yang menguasi teknologi cloud.
Melalui program ini, para siswa dan pengajar dapat memperoleh akses ke konten teknologi cloud, pelatihan, tool kolaborasi, dan layanan untuk mendapatkan layanan cloud AWS secara langsung.
Beberapa kampus yang sudah digandeng di antaranya Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Universitas Pelita Harapan, dan Universitas Gadjah Mada.
Di Indonesia, perusahaan yang memanfaatkan layanan cloud AWS disebut cukup banyak. Misalnya, Bizzy, Etobee, Go-Jek, grivy.com, Haldin, Halodoc, Kompas, Kumparan, Livaza, Optikseis, Rumah123, Traveloka, Tiket, Tokopedia, dan Urbanindo.
Perusahaan-perusahaan tadi memanfaatkan komputasi, penyimpanan, jaringan, database, dan berbagai layanan canggih lainnya, seperti AI atau kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin atau machine learning sebagai layanan on-demand dan pay-as-you-go bagi para pelanggan.
Tidak hanya perusahaan, anggota AWS Partner Network (APN) di Indonesia disebutkan juga menyambut baik pembukaan kantor di Jakarta. Hal ini memudahkan anggota APN untuk berkomunikasi dengan AWS dalam mengembangkan layanan di platform AWS untuk pelanggan di kalangan enterprise dan sektor publik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
