Berbeda dengan sistem kamera ganda yang digunakan untuk efek 3D atau perubahan fokus, Huawei mengusung pendekatan berbeda. Sistem tersebut hanya memotret satu foto, namun diklaim dengan kualitas lebih tinggi.
Huawei menjelaskan, satu dari kamera ganda tersebut dilengkapi dengan sensor RGB tradisional, artinya mampu memotret foto dalam kondisi berwarna. Sementara kamera lainnya berbekal sensor monokrom, artinya hanya memotret dalam warna hitam dan putih.
Kemampuan ini menjadi sarana Huawei untuk menghadirkan informasi lebih lengkap sehingga prosesor gambar dapat menghasilkan foto dengan kedalaman, detil, dan warna lebih baik.
Mengutip percakapan Huawei dengan The Verge, Huawei menyebut dengan menggandeng Leica, bukan berarti lensa pada ponsel cerdas tersebut mampu menghasilkan kualitas setara dengan Leica yang legendaris.
Huawei menyebut, lensa pada smartphone ini lebih tepat disebut "tersertifikasi Leica", artinya mendapatkan campur tangan Leica dalam proses pengembangannya. Diakui memiliki kemampuan foto dengan kualitas tinggi, Huawei menyarankan pengguna untuk tidak memiliki harapan terlalu tinggi.
Tidak hanya mengandalkan lensa, hasil foto yang lebih baik ini juga disebut Huawei berkat dukungan software lebih baik. Software ini disebut mampu membantu kamera mensimulasikan bokeh dan menghilangkan pencahayaan akibat tidak fokus yang umumnya ditemukan di latar hasil foto.
Strategi menggandeng nama besar di bidang lensa yang dilakukan Huawei bukanlah yang pertama. Sebelumnya, strategi serupa juga pernah dilakukan oleh Nokia dengan menggandeng Carl Zeiss untuk mendukung ponsel cerdasnya.
Kala itu, Nokia menyebut Carl Zeiss mampu menghasilkan foto dengan ketajaman lebih baik, terlebih saat dikombinasikan dengan teknologi Optical Image Stabilization (OIS) PureView hasil pengembangan Nokia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
