Mengutip GSM Arena, upaya ini menghasilkan produk yang lebih sesuai untuk produk komersial. Panel ini dikembangkan bersama dengan BOE, salah satu manufaktur layar terbesar di Tiongkok.
Oppo mengembangkan geometri piksel inovatif berkemampuan mengecilkan ukuran setiap piksel di area sekitar lensa kamera, mencapai 400ppi. Selain itu, Oppo juga menggantikan perkabelan layar tradisional dengan bahan perkabelan transparan baru, memungkinkan lebih banyak cahaya melaluinya.
Standar industri saat ini adalah sirkuit satu piksel untuk menangani dua piksel, juga disebut sebagai 1-to-2. Oppo menjelaskan perbedaan metode yang dilakukannya, yaitu mengembangkan solusi baru dengan masing-masing sirkuit menangani hanya satu piksel.
Perusahaan asal Tiongkok ini mengembangkan solusi ini dengan teknologi kompensasi algoritma tepat untuk menawarkan kecerahan seluruh layar yang dapat dikendalikan dengan deviasi sekitar dua persen.
Teknologi kamera di bawah layar (USC) akan memungkinkan tampilan akurat dari font lebih kecil saat membaca e-book, menjelajahi berita di internet atau menavigasikan peta. Institut penelitian Oppo di Amerika Serikat mengembangkan algoritma kecerdasan buatan (AI) pencitraan untuk memastikan difraksi berkurang.
Gambar buram dan silau di gambar menjadi perhatian utama, namun Oppo mengklaim telah pihaknya melatih model AI menggunakan puluhan ribu gambar untuk mengendalikan permasalahan tersebut.
Sayangnya, Oppo tidak mengungkap waktu ketersediaan teknologi ini di perangkat yang siap untuk dipasarkan. Sebagai informasi, ZTE telah meluncurkan ponsel generasi kedua, dan Xiaomi serta Samsung dilaporkan akan mengikuti jejak ZTE pada pekan depan melalui peluncuran Mi Mix 4 dan Galaxy Z Fold3.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
