Pemeriksaan tersebut merupakan tindakan lanjutan dari penanganan kasus suap dan korupsi Presiden Park Geun-hye yang juga melibatkan sejumlah pengusaha besar dan kalangan konglomerat Korea Selatan, seperti yang dilaporkan Wall Street Journal.
Samsung diduga bekerja sama dengan National Pension Service, yayasan pensiun terbesar ketiga di dunia, untuk membantunya mendapatkan persetujuan atas merger kontroversial tahun 2015 lalu, sebagai balas jasa dari donasi yang diberikannya, sebesar USD3,1 juta.
Pihak kejaksaan memperkirakan konglomerat seperti Samsung, Hyundai, dan LG mendonasikan jutaan dollar kepada yayasan yang dikendalikan oleh rekan Presiden Park, sebagai balas jasa untuk bantuan politik yang telah diberikan presiden.
Namun hingga saat ini, pihak Samsung masih enggan untuk memberikan tanggapannya terkait hal tersebut. Sementara itu pada awal November 2016 lalu, pihak kejaksaan telah telah melakukan penggeledahan di kantor pusat Samsung di Seoul, Korea Selatan.
Penggeledahan tersebut tidak hanya terjadi satu kali, sebab pada akhir November 2016 lalu, pihak kejaksaan kembali digerebek.
Penggerebekan kedua ini bertujuan untuk mencari bukti terkait pemanfaatan kekuasaan Choi Soon-shil, teman dekat sang presiden, oleh Samsung untuk memuluskan merger dengan Cheil Industries tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
