Nvidia.
Nvidia.

Startup AI Tiongkok Akses Ribuan GPU Blackwell 'Lewat' Indonesia

Cahyandaru Kuncorojati • 18 November 2025 15:34
Jakarta: Tiongkok yang tengah menjadi embargo perusahaan teknologi asal Amerika Serikat dilaporkan berhasil mendapatkan akses ke sejumlah kartu grafis atau GPU untuk AI buatan Nvidia.
 
Diketahui embargo ini merupakan bagian dari konflik geopolitik antara Tiongkok dan Amerika Serikat, namun yang menjadi perhatian adalah Indonesia tampaknya berada pada posisi di antara keduanya.
 
Sebuah startup AI asal Shanghai berhasil mendapatkan akses ke ribuan chip Nvidia Blackwell yang selama ini dibatasi untuk pasar Tiongkok. Menurut laporan Wall Street Journal yang dikutip Tom’s Hardware, perusahaan bernama INF Tech memperoleh akses komputasi setara 2.300 unit GPU Nvidia Blackwell dari Indonesia.

INF Tech bisa mendapatkan akses tersebut melalui kerja sama dengan operator telekomunikasi di Indonesia, Indosat Ooredoo Hutchison. Meski terdengar sensitif di tengah ketegangan regulasi teknologi Amerika Serikat dan Tiongkok, para pengacara menyebut langkah ini sepenuhnya legal menurut aturan ekspor AS.
 
Rantai transaksi ini bermula dari California, tempat Nvidia menjual chip tersebut kepada Aivres, mitra perusahaan yang membangun server AI. Sebagian pihak menyebut Aivres memiliki keterkaitan kepemilikan dengan perusahaan teknologi Tiongkok, Inspur, yang masuk daftar hitam pemerintah AS. 
 
Meski begitu, karena Aivres berbasis di AS, perusahaan tetap berada dalam ruang lingkup hukum domestik yang mengizinkan penjualan selama mengikuti aturan ekspor.
 

Indosat Beli 32 Rack Server GB200, Total 2.304 GPU

Dari mitra tersebut, Indosat Ooredoo Hutchison kemudian membeli 32 rack server Nvidia GB200. Setiap rack berisi 72 chip Blackwell, sehingga total mencapai 2.304 GPU, jumlah yang relatif kecil dibanding infrastruktur raksasa milik OpenAI atau xAI, tetapi tetap merupakan investasi besar di Indonesia. 
 
Nilai pembeliannya diperkirakan mencapai USD 100 juta. Namun pembelian itu tidak dilakukan sebelum adanya pengguna pasti. Menurut laporan WSJ, Aivres telah terlebih dahulu menemukan klien bagi Indosat yaitu INF Tech.
 
Startup tersebut didirikan oleh Qi Yuan, warga negara Amerika Serikat kelahiran Tiongkok yang juga memimpin institut AI di Universitas Fudan. Bahkan disebutkan bahwa perwakilan universitas hadir dalam proses negosiasi antara INF Tech dan Indosat, meskipun kontrak ditandatangani atas nama INF Tech. Server-server itu telah dipasang di fasilitas Indosat di Jakarta sejak Oktober 2025.
 
Dengan tidak adanya nama Indosat, INF Tech, maupun Fudan University dalam daftar Entity List pemerintah AS, transaksi ini berjalan tanpa melanggar aturan.
 

Sorotan Baru terhadap Kontrol Ekspor AS

Meski skemanya legal, sebagian pihak menilai kasus ini bakal memicu perdebatan baru. Di AS, kekhawatiran meningkat bahwa perusahaan Tiongkok tetap dapat mengakses perangkat keras sensitif melalui jalur tidak langsung, termasuk via negara ketiga. 
 
Kekhawatiran tersebut terkait asumsi bahwa pemerintah Beijing dapat meminta kerja sama perusahaan swasta kapanpun diperlukan, terlepas dari bisnis yang mereka jalankan saat ini.
 
Dalam salinan yang dikutip, disebutkan bahwa aturan AI Diffusion yang diusulkan pemerintahan Biden sebenarnya dapat mencegah situasi ini, tetapi Presiden Trump tidak menerapkannya.
 
Di tengah sorotan geopolitik, Nvidia menyatakan bahwa seluruh mitra pembelinya telah melalui proses peninjauan internal. “Kami mendukung visi pemerintahan Trump untuk mengamankan kepemimpinan AI Amerika Serikat dan menciptakan lapangan kerja di Amerika,” kata juru bicara Nvidia.
 
“Kontrol yang diterapkan pemerintahan Biden membuat pembayar pajak merugi puluhan miliar dolar, melumpuhkan inovasi, dan memberi ruang bagi pesaing asing,” lanjutnya seperti laporan WSJ yang dikutip dari Tom’s Hardware.
 
Sementara itu, INF Tech mengatakan kepada WSJ bahwa mereka tidak melakukan riset untuk aplikasi militer dan tetap mematuhi kontrol ekspor AS. Indosat juga memberikan penegasan melalui pernyataan CEO-nya, Vikram Sinha, ketika ditanya apakah perusahaan didekati klien dari Tiongkok.
 
“Setiap pelanggan dari luar Indonesia mengikuti regulasi yang sama, apakah itu perusahaan dari AS atau Tiongkok. Jika semua regulasi dipenuhi, kami mendukungnya,” tandasnya.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan