Sesudah Semarang dan Yogyakarta, Smartfren hari ini melakukan uji jaringan 4G LTE di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Di sela-sela uji jaringan ini, Smartfren singgah di SMA Negeri 2. Di hadapan puluhan guru, Smartfren mendemonstrasikan manfaat jaringan cepat ini untuk panggilan video.
"Pertanyaannya, kalau sudah cepat buat apa?" kata Head of Network Smartfren Munir Syahda Prabowo, Kamis (27/8/2015).
Bagi para guru, kata Munir, jaringan cepat bisa dimanfaatkan untuk pendidikan, baik untuk mencari informasi di internet maupun interaksi langsung antara guru dan murid.
"Banyak sekali tutorial di internet, baik di YouTube atau yang lainnya," katanya.
Hal ini diperkuat Sutanto Sastraredja, matematikawan, pembuat situs dan Facebook Fanpage Wikimatika. Seperti namanya, situs ini menyediakan pelajaran dan bimbingan matematika secara gratis kepada seluruh masyarakat.
Dia menceritakan, Facebook Fanpage ini memiliki "murid" dari berbagai belahan dunia, termasuk Australia. Karena itu, dia mendorong guru-guru untuk meluaskan "lahan amal" hingga ke luar negeri.
"Mulailah berkarya, mumpung ada internet," katanya. "Mulailah menjelajahi dunia dengan internet."
Sementara itu, kesiapan jaringan 4G LTE Advanced Smartfren di Surakarta sudah termasuk baik, dengan kesiapan hingga 80 persen. "Semuanya sudah ijo, enggak ada yang merah," kata Munir merujuk pada hasil pengukuran internal Smartfren.
Adapun berdasarkan pengalaman penggunaan peserta uji jaringan ini, selisih antara kecepatan unduhan dan unggahan masih cukup tinggi. Bahkan, kecepatan unggahan kadang-kadang di bawah 2Mbps.
Munir mengatakan, selisih antara unggahan dan unduhan memang sengaja dirancang demikian karena sesuai dengan kebiasaan pengguna internet yang lebih membutuhkan unduhan daripada unggahan. Namun, di jaringan 4G LTE, kecepatan unggahan semestinya tidak sampai di bawah 2Mbps.
"Untuk upload memang kita set lebih kecil daripada download karena kebutuhannya lebih kecil," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
