Laporan ini menunjukkan bahwa 97% pemimpin bisnis di Indonesia percaya tahun 2025 adalah momen krusial untuk meninjau ulang strategi dan operasional bisnis secara inti, angka yang bahkan melampaui tren global.
Perubahan ini bukan hanya soal adopsi teknologi, melainkan tentang pergeseran paradigma menuju Frontier Firm—sebuah struktur baru, ketika agen digital bekerja berdampingan dengan manusia. Kolaborasi ini membuka jalan bagi alur kerja cerdas dan tim yang dipimpin oleh agen AI, menciptakan peran baru bagi manusia yang dikenal sebagai agent boss.
"Frontier Firm bukan hanya perihal model bisnis baru, melainkan peluang besar bagi Indonesia untuk melangkah lebih jauh lagi," ujar Dharma Simorangkir, President Director of Microsoft Indonesia.
"Dengan pola pikir dan investasi yang tepat, perusahaan di Indonesia dapat memanfaatkan kolaborasi manusia dan AI untuk menciptakan alur kerja yang lebih cepat, lebih cerdas, dan lebih berdampak, membangun bisnis yang berdaya saing global."
Laporan 2025: The Year the Frontier Firm is Born, didasarkan pada survei 31.000 orang di 31 negara, tren ketenagakerjaan LinkedIn, dan analisis sinyal produktivitas Microsoft 365. Proses menjadi Frontier Firm melibatkan tiga fase: AI sebagai asisten pekerjaan repetitif, agen AI sebagai rekan kerja digital (riset atau perencanaan proyek), hingga akhirnya mengelola alur kerja secara mandiri, memungkinkan manusia fokus pada strategi.
Survei ini menyoroti tiga hal penting bagi pemimpin bisnis di Indonesia. Pertama, investasi pada intelligence on tap untuk mengatasi kesenjangan kapasitas. Sekitar 63% pemimpin bisnis menyatakan produktivitas harus ditingkatkan, namun 88% tenaga kerja mengaku kekurangan waktu.
Uniknya, 95% pemimpin bisnis yakin akan penggunaan agen AI sebagai tim digital pendukung. Kedua, kolaborasi tim manusia dan agen AI akan membentuk ulang struktur organisasi. Di Indonesia, 59% pemimpin sudah menggunakan agen AI untuk otomatisasi.
Karyawan bahkan lebih memilih AI daripada rekan kerja karena ketersediaannya 24 jam (48%) dan kecepatan (28%). Ketiga, setiap karyawan bisa mengarahkan dan mengelola agen AI sendiri, dengan 65% manajer memprediksi pelatihan AI menjadi penting. Namun, masih ada kesenjangan pemahaman AI antara pemimpin (87%) dan karyawan (56%).
Bersamaan dengan laporan ini, Microsoft juga meluncurkan Microsoft 365 Copilot Wave 2 spring release. Fitur baru ini mendukung era kolaborasi manusia-AI, mencakup Search yang dilengkapi AI, fitur Create untuk desain dan konten, Copilot Notebooks untuk mengubah data menjadi insight, serta Agent Store untuk mengakses agen AI spesifik.
Ricky Haryadi, Sr. Go To Market Lead -- AI at Work (ASEAN), Microsoft, menambahkan bahwa peluncuran ini menandakan pergeseran besar. "Kita memasuki masa depan di mana manusia dan AI tidak lagi hidup berdampingan, namun juga berkolaborasi, memberdayakan setiap individu dan organisasi di Indonesia agar dapat bekerja dengan lebih cermat, cepat, dan kreatif."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id