Berdasarkan laporan terbaru dari Allied Market Research 1, pasar global robotika industri diperkirakan mencapai nilai USD41,17 miliar (Rp554,4 triliun) pada tahun 2020, naik dari USD26,78 miliar (Rp355,9 triliun) pada tahun 2012. Hal ini mewakili CAGR (Compound Annual Growth Rate) sebesar 5,4 persen dari tahun 2013 hingga tahun 2020.
Berdasarkan laporan tersebut, salah satu alasan perluasan pasar robotika industri adalah permintaan yang berkembang pesat untuk otomatisasi di wilayah Asia Pasifik. Pada kenyataannya, penggunaan robot pada industri sudah dimulai pada tahuan 1980an, kecuali pada tahun 1997 dan tahun 2008 karena ada krisis keuangan, selebihnya robot industri bertumbuh secara konstan khususnya di Asia.
Apa yang menjadi daya tarik penggunaan robot di industri manufaktur? Menurut Epson yang merupakan salah satu pemain utama di pasar robot industri kawasan Asia Pasifik, ekonomi bisnis manufaktur yang mengadopsi sistim robotik mampu meningkatkan produktifitas, keamanan dan konsistensi pada kualitas produk, serta fleksibilitas pada perubahan model produk yang diproduksi secara berkelanjutan.
Hal tersebut membuat robot industri sangat populer digunakan di kalangan pebisnis manufaktur. Khususnya lagi untuk pasar Asia, yang robot cenderung lebih lincah dan fleksibel pada saat mengimplementasikan perubahan.
Meski demikian, banyak pelaku industri yang khawatir penggunaan robot akan menggeser pekerja manusia. Namun, kenyataannya ternyata tidak demikian. Epson mengklaim otomatitasi justru meningkatkan lapangan pekerjaan, serta keamanan dan kualitas kerja bagi para pekerja itu sendiri.
Berdasarkan laporan dari International Federation of Robots tahun 2011, tiga juta pekerjaan dimungkinkan dengan penggunaan satu miliar robot selama 5 tahun. Peningkatan adopsi teknologi robotik seperti pada sektor elektronik dan energi alternatif justru menciptakan 1 miliar posisi pekerjaan berkualitas lainnya.
Para pekerja pabrik yang telah mengadopsi teknologi robotik juga mendapatkan keuntungan dari segi keamanan. Robot memungkinkan para pekerja untuk mencegah kerusakan, pemanasan dan racun bagi lingkungan serta mencegah kebosanan atas pekerjaan yang dilakukan berulang. Faktor-faktor ini mendukung pengembangan secara keseluruhan dalam proses dan kualitas produk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
