Para peneliti di Oxford University telah menunjukkan efektivitas dari penggunaan teknologi VR untuk mengatasi paranoia. Untuk melakukan hal ini, pertama, mereka memilih 30 orang yang mengalami "persecutory delusion", yaitu keadaan yang membuat penderitanya percaya bahwa mereka teraniaya.
Menurut laporan Engadget, para pasien lalu diminta untuk menggunakan headset VR NVis SX111 yang dibuat untuk militer. Setelah itu, mereka akan dihadapkan dalam situasi yang sering memicu stres, seperti saat mereka berada di dalam lift dan kereta bawah tanah.
Para pasien dalam studi ini dibagi menjadi dua kelompok. Pada kelompok pertama, para peneliti meminta mereka untuk menggunakan mekanisme pertahanan (coping mechanism) biasa seperti menghindari kontak mata dan interaksi sosial. Sementara kelompok kedua diminta untuk mendekati avatar yang ada dalam dunia virtual dan balik memandang mereka.
Di akhir sesi berdurasi 30 menit ini, 50 persen anggota grup kedua telah sembuh dari paranoia mereka. Ketika mereka dihadapkan dengan keadaan yang memicu stres di dunia nyata, mereka juga dapat menghadapinya dengan lebih baik. Bahkan grup pertama menunjukkan adanya perubahan positif. Sebanyak 20 persen anggota kelompok pertama mengaku rasa takut mereka berkurang.
"Paranoia biasanya berakhir dengan isolasi diri, kesengsaraan dan stres. Namun, hasil positif yang ditunjukkan oleh para pasien dalam studi ini menunjukkan bahwa akan ada metode pengobatan baru di masa yang akan datang," kata Profesor Oxford, Daniel Freeman. "Hanya dengan sesi berdurasi 30 menit, orang-orang yang menggunakan teknik psikologi yang benar menunjukkan penurunan rasa takut."
Para tim peneliti ini masih harus melakukan tes lanjutan untuk melihat apakah hasil positif yang didapatkan oleh para pasien akan bertahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
