Perusahaan asal Jepang itu mengungkap, kerja sama ini akan meliputi "produksi massal" dari mobil otonom yang akan digunakan dalam jaringan transportasi online Uber. Ini dianggap sebagai cara bagi Uber dan Toyota untuk mengejar ketertinggalan mereka dalam pasar mobil otonom.
Investasi dari Toyota ini membuat valuasi Uber mencapai sekitar USD72 miliar (Rp1.052 triliun), meski mereka terus mengalami kerugian, seperti yang disebutkan oleh BBC. Valuasi Uber ini naik 15 persen sejak investasi terakhir yang mereka terima pada bulan Mei lalu.
Menurut pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Uber dan Toyota, teknologi mobil otonom dari kedua perusahaan akan diintegrasikan dalam mobil buatan Toyota.
Armada mobil otonom ini akan didasarkan pda model Sienna Minivan sementara pengujian mobil tanpa sopir itu akan mulai dilakukan pada 2021.
"Persetujuan dan investasi ini menjadi penanda penting dalam transformasi kami untuk menjadi perusahaan mobilitas seiring dengan usaha kami untuk memberikan jalan yang aman untuk ekspansi dari layanan mobilitas seperti layanan ride-sharing," kata Executive Vice President Toyota Motor Coproration, Shigeki Tomoyama.
Dalam pengembangan teknologi mobil otonom, Toyota dan Uber masih kalah jika dibandingkan dengan perusahaan seperti Waymo, yang dibawahi oleh Alphaet, perusahaan induk Google.
Selain itu, Uber juga telah mengendorkan pengujian mobil otonom mereka setelah kecelakaan mematikan yang terjadi di Arizona, Amerika Serikat pada bulan Maret.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
