Dalam wawancara eksklusif Medcom.id dengan General Manager Cloud Native Nutanix Toby Knaup di ajang Nutanix .NEXT di Washington DC pada Rabu, 7 Mei 2025, terungkap bahwa meski NKP tergolong baru dalam portofolio Nutanix, teknologi di baliknya telah matang sejak lama.
“NKP dibangun di atas fondasi DKP (Day2IQ Kubernetes Platform) yang sudah teruji sejak 2019. Ini merupakan platform matang yang kami bawa ke pelanggan dengan penyempurnaan operasional khas Nutanix,” jelas Knaup.
Kesederhanaan Operasional
Visi Nutanix adalah menghadirkan satu model operasi Kubernetes yang dapat diterapkan di mana saja—di cloud, on-premise, edge, hingga lingkungan tertutup (air-gapped environments) seperti kendaraan militer atau kapal laut.Dengan pendekatan ini, NKP memungkinkan workload berjalan dengan cara yang sama tanpa memandang lokasi atau infrastruktur dasar.
“Banyak pelanggan kami harus menyebarkan aplikasi di lokasi-lokasi ekstrem—di kapal, di tambang, atau di zona tanpa koneksi internet. NKP kami rancang agar tetap bisa dijalankan bahkan dalam kondisi seperti itu,” ungkap Knaup.
Platform ini juga menawarkan pendekatan batteries-included yang memudahkan organisasi menjalankan workload produksi sejak hari pertama.
Lebih dari 30 proyek open-source telah diintegrasikan ke dalam satu distribusi Kubernetes yang stabil dan siap pakai—mencakup pengelolaan jaringan, observabilitas, keamanan, serta siklus hidup aplikasi.
Tantangan Day-2 dan Skill Gap
Salah satu kekuatan utama NKP adalah kapabilitasnya dalam menyederhanakan operasi Day-2, sebuah fase di mana organisasi sering kali mengalami tantangan teknis seperti pemantauan, scaling, debugging, hingga pengelolaan data. Hal ini diperparah dengan adanya kesenjangan kemampuan dalam memahami Kubernetes secara mendalam.“Banyak pelanggan kami mengeluhkan soal kekurangan tenaga ahli Kubernetes. Kami ingin menawarkan pengalaman yang powerful tapi tetap intuitif, bahkan bagi tim TI yang tidak punya spesialis Kubernetes,” kata Knaup.
Untuk itu, NKP menyematkan fitur chatbot cerdas berbasis LLM (Large Language Model) yang dikembangkan di atas knowledge base internal Nutanix. Bot ini mampu menjawab pertanyaan teknis secara kontekstual, seperti ‘Mengapa workload saya gagal di node A?’ atau ‘Bagaimana cara mengecek log container tertentu?’—semuanya tanpa harus membuka tiket support atau menelusuri dokumentasi yang rumit.
Platform Terbuka, Interoperabilitas Tinggi
NKP tidak dikunci secara eksklusif untuk infrastruktur Nutanix. Platform ini dapat dijalankan di lingkungan VMware vSphere, bare metal, bahkan AWS EKS, dengan pengalaman operasi yang tetap konsisten.Namun, integrasi terdalam memang tercapai bila dijalankan di atas Nutanix Cloud Infrastructure—khususnya untuk workload stateful yang memerlukan storage enterprise seperti AOS.
Dari sisi keamanan, Nutanix juga menawarkan kontrol policy terpusat, integrasi service mesh, hingga kemampuan air-gap deployment untuk lokasi sensitif. Semua ini menunjukkan bahwa NKP tidak hanya menyasar startup cloud native, tetapi dirancang dari awal untuk kebutuhan kritis enterprise dan sektor industri strategis.
Dalam waktu dekat, Nutanix akan terus memperluas integrasi NKP dengan ekosistem Nutanix lainnya, termasuk observabilitas, AI/ML ops, serta backup dan DR (disaster recovery) cloud-native.
“Visi kami adalah agar pelanggan tak lagi melihat Kubernetes sebagai sesuatu yang menakutkan atau eksklusif untuk unicorn startup. Kami ingin membuatnya sederhana, terukur, dan enterprise-ready,” tutupnya.
Baca juga: Konferensi .NEXT 2025 Dimulai, Nutanix Tampilkan Inovasi Cloud dan AI
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
